Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan asuransi, PT Asuransi Digital Bersama (ADB) berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO).
Calon emiten dengan kode YOII ini menetapkan harga IPO di Rp 100-Rp 110. ADB akan melepas sebanyak-banyaknya 412.087.500 lembar saham atau mewakili maksimal 12,03% dari jumlah seluruh modal ditempatkan.
Dengan begitu, perseroan akan menerima dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp 45,32 miliar.
Pada aksi korporasi ini, ADB telah menunjuk PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Baca Juga: Bakal IPO, Asuransi Digital Bersama Tawarkan 412 Juta Saham
Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) Adi Wibowo Adisaputro mengatakan pihaknya optimis saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melenggang di Pasar Bursa Indonesia.
"Cukup optimis, karena kami memiliki sesuatu yang berbeda yang harusnya cukup menarik," kata Adi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/12).
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan perseroan.
Adi merinci sekitar 80% akan dipergunakan untuk biaya marketing untuk mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan brand awareness perusahaan.
Sisanya sekitar 20% akan dipergunakan untuk pengembangan aplikasi atau insurance wallet beserta infrastruktur penunjang seperti Data Center, Web Hosting, System Security, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI), serta pengembangan sumber daya manusia di mana di dalamnya terdapat biaya perekrutan karyawan baru untuk teknologi informasi, teknis, dan operasional.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Gelar Akuisisi di 2024, Simak Rekomendasi Saham yang Layak Dikoleksi
Adi menerangkan ada sejumlah keunggulan yang dimiliki ADB diantaranya proses pelayanan asuransi umum perusahaan akan dikembangkan secara online melalui platform digital seperti situs web, aplikasi mobile, atau platform media sosial.
Proses ini dilakukan agar pelanggan dapat mengakses informasi tentang produk asuransi, mengajukan klaim dan berinteraksi dengan perusahaan secara elektronik dengan aplikasi atau integrasi platform yang dikembangkan oleh perusahaan.
"Produk digital itu jangan diterjemahkan menjadi produk asuransi digital, tapi produk asuransi yang bisa disalurkan secara digital atau diselenggarakan oleh digital," ujarnya.
Dari proses yang telah dikembangkan, ADB mengharapkan mampu mengurangi kebutuhan akan dokumen fisik dan mempercepat proses yang sebelumnya mungkin memakan waktu.
Pelanggan juga dapat mengajukan aplikasi asuransi dan klaim secara seamless karena informasi terkait penutupan asuransi sudah disampaikan secara digital dengan hanya mengunggah dokumen, jika diperlukan.
"Produk asuransi perusahaan juga akan disesuaikan dengan kebutuhan individu atau gaya hidup masyarakat yang sudah digital. Pelanggan dapat memilih cakupan asuransi yang mereka inginkan, memilih periode pertanggungan, dan memilih premi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka,” ujarnya.
Perusahaan akan menyesuaikan strategi pemasaran dan penjualan produk dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang semakin digital.
"Seluruh proses pemasaran dan penjualan akan diintegrasikan secara online, memungkinkan pengelolaan data pelanggan yang lebih terstruktur dan efisien melalui sistem digital," jelasnya.
Perusahaan juga akan menggunakan teknologi seperti artificial intelligence, data analitik, dan pemrosesan bahasa alami untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional.
Teknologi ini memungkinkan perusahaan asuransi untuk melakukan analisis risiko yang lebih baik, memproses data dengan cepat, dan memberikan rekomendasi yang relevan kepada pelanggan.
“Perusahaan asuransi digital mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan untuk mengidentifikasi tren, mengukur risiko, dan mengembangkan produk yang lebih baik," terangnya.
Perkiraan Jadwal IPO Asuransi Digital Bersama
- Masa Penawaran Awal : 10 – 18 Desember 2024
- Perkiraan Tanggal Efektif : 20 Desember 2024
- Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 24-30 Desember 2024
- Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 2 Januari 2025
- Perkiraan Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 3 Januari 2025
Baca Juga: Segera IPO, Asuransi Digital Bersama Incar Dana Segar Rp 45,32 Miliar
Kinerja Keuangan
Direktur Keuangan ADB, Randy Tandra menjelaskan hingga akhir tutup tahun 2023, ADB mencetak premi bruto sebesar Rp 106,18 miliar. Sementara per 30 Juni 2024, perusahaan membukukan premi bruto sebesar Rp 137,84 miliar.
"Di tahun ini kita melanjutkan strategi yang sama, mengadopsi prinsip yang sama dan kita melihat ada minat yang tinggi dari produk yang sudah kita luncurkan," papar Randy dalam kesempatan yang sama.
Randy juga memaparkan, rasio solvabilitas perusahaan mencapai 781,47% per Juni 2024, melonjak dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 443,92%.
"Ini didukung oleh struktur modal yang baik dan kemampuan perusahaan mengelola premi dan risikonya," ujar Randy.
Sementara itu, pada laporan keuangan Per Juni 2024 ADB mencatatkan laba bersih sebesar Rp 15,924 miliar dari Rp 1,25 miliar pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
