kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.235   2,00   0,01%
  • IDX 7.104   39,71   0,56%
  • KOMPAS100 1.054   6,82   0,65%
  • LQ45 825   3,87   0,47%
  • ISSI 212   1,58   0,75%
  • IDX30 423   1,62   0,38%
  • IDXHIDIV20 507   2,79   0,55%
  • IDX80 120   0,70   0,58%
  • IDXV30 124   0,54   0,44%
  • IDXQ30 140   0,60   0,43%

Sejumlah Emiten Gelar Akuisisi di 2024, Simak Rekomendasi Saham yang Layak Dikoleksi


Selasa, 10 Desember 2024 / 05:50 WIB
Sejumlah Emiten Gelar Akuisisi di 2024, Simak Rekomendasi Saham yang Layak Dikoleksi
ILUSTRASI. Sejumlah emiten ramai melakukan aksi akuisisi atau pengambilalihan saham perusahaan dari dalam maupun luar negeri pada tahun ini.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/11/2024


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi akuisisi atau pengambilalihan saham oleh emiten ramai terjadi pada tahun ini. Akuisisi dilakukan oleh emiten dari berbagai sektor terhadap perusahaan di dalam maupun luar negeri.

Sebagian telah merampungkan akuisisi, tapi ada juga yang masih dalam proses transaksi. Salah satu emiten yang rajin melakukan akuisisi adalah PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usaha utamanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama alias BUMA.

Yang terbaru, BUMA Singapore mengakuisisi 19,9% saham perusahaan tambang Austalia, 29Metals dengan nilai AUD 62 juta. Transaksi ini dijadwalkan rampung pada minggu kedua Desember 2024.

Baca Juga: Diversifikasi Bisnis, Grup Djarum Akuisisi Restoran Bakmi GM

Presiden Direktur Delta Dunia Group Ronald Sutardja mengungkapkan langkah ini merupakan ekspansi ke sektor komoditas strategis yang memberikan eksposur ke tembaga dan seng. 

"Memperkuat komitmen kami untuk melakukan diversifikasi dan pengembangan ke arah komoditas masa depan yang dibangun berdasarkan akuisisi-akuisisi signifikan yang kami lakukan," kata Ronald, pekan lalu.

Sebelumnya, pada November lalu, BUMA International menandatangani perjanjian dengan Peabody Energy Corporation untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex. Dengan begitu, BUMA akan menguasai salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia. 

Transaksi tersebut ditargetkan rampung pada tahun depan. Pada Juni 2024, BUMA International telah mengakuisisi mayoritas saham Atlantic Carbon Group, Inc., produsen antrasit ultra-high-grade terbesar kedua di Amerika Serikat.

Aksi akuisisi juga rajin dilakukan oleh emiten dari konglomerasi Prajogo Pangestu. Akuisisi jumbo digelar oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) terhadap Shell Energy and Chemicals Park (SECP) di Singapura. Aksi yang dilakukan bersama Glencore ini ditargetkan tuntas pada akhir tahun ini.

Pengambilalihan juga dilakukan oleh PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang pada April lalu mencaplok kepemilikan aset pembangkit listrik tenaga angin Sidrap. Emiten dari Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) tak mau ketinggalan untuk melakukan ekspansi anorganik.

Pada Maret lalu, UNTR mengakuisisi aset panas bumi Supreme Energy Rantau Dedap. Tak hanya di bisnis tambang dan energi, akuisisi juga dilakukan oleh emiten di industri farmasi.

PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melalui PYFA Australia Pty. Ltd mengambil alih Probiotec Limited, perusahaan farmasi asal Australia. Akuisisi yang dilakukan oleh emiten pada tahun ini  di antaranya adalah pengambilalihan PT MDTV Media Technologies Tbk (NETV) oleh PT MD Entertainment Tbk (FILM).

Baca Juga: Tugu Insurance Belum Berkeinginan Akuisisi Perusahaan Asuransi pada Tahun Depan

Kemudian ada akuisisi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) terhadap PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang mengambilalih PT Cardig Aero Services Tbk (CASS), serta PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli (BELI) yang mancaplok Dekoruma.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengamati akuisisi yang dilakukan sejumlah emiten pada tahun ini cukup mencerminkan strategi ekspansi di bisnis inti maupun diversifikasi. 

"Sejauh ini akusisi merupakan salah satu strategi terbaik untuk mengakselerasi kinerja perusahaan. Apalagi ditopang rencana bisnis dan sentimen yang dapat berjalan secara bersamaan," kata Nico kepada Kontan.co.id, Senin (9/12).

Nico mencontohkan akuisisi BREN pada aset tenaga angin yang memperkuat bisnis inti di energi baru terbarukan, sekaligus diversifikasi selain panas bumi. Kemudian akuisisi BELI terhadap Dekoruma yang menjadi pelengkap ekosisten bisnis digital dari Grup Djarum tersebut.

Nico selanjutnya menyoroti akuisisi TPIA terhadap SECP yang nantinya bisa memberikan kontribusi pendapatan yang cukup signifikan. Sementara itu, Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyoroti aksi DOID yang agresif melakukan ekspansi di aset-aset tambang luar negeri.

Strategi ini dapat memperkuat diversifikasi pendapatan DOID yang selama ini lebih fokus pada jasa pertambangan batubara. Dengan pasar komoditas yang semakin condong pada mineral strategis untuk transisi energi, akuisisi ini memberikan potensi pertumbuhan jangka panjang yang signifikan bagi DOID.

"Langkah ini dapat meningkatkan daya saing DOID di pasar global dan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam jangka menengah hingga panjang," kata Hendra.

Praktisi Pasar Modal Agus Pramono menambahkan akuisisi PYFA terhadap Probiotec Limited juga bernilai strategis untuk mendorong kinerja bisnis dan keuangan. Akuisisi terhadap perusahaan farmasi Australia tersebut dapat membawa kontribusi signifikan bagi pendapatan, sekaligus memperluas jangkauan pasar PYFA.

Baca Juga: BRMS, AMMN, hingga ADMR, Saham Anak Usaha Emiten Tambang & Energi Ini Bisa Dicermati

Secara umum, Agus melihat ramainya aksi akuisisi pada tahun ini didorong oleh sejumlah faktor. 

Selain rencana ekspansi anorganik yang telah disusun sebelumnya, emiten juga memanfaatkan momentum dari transisi pemerintahan yang berlangsung relatif kondusif untuk mengeksekusi rencana bisnisnya. Termasuk untuk melakukan aksi Merger & Acquisition (M&A). 

"Pemilihan umum dan pemilihan presiden (Pilpres) memang berdampak untuk target-target di domestik. Tetapi setelah itu kelihatan membaik. Kegiatan M&A tampak aktif setelah Pilpres," terang Agus.

Di antara emiten yang melakukan akuisisi pada tahun ini, Agus menilai secara valuasi dan prospek kinerja, saham UNTR dan TOWR bisa menjadi pilihan yang layak dicermati. Sementara Hendra menyarankan trading buy saham DOID untuk target harga di level Rp 795 per saham.

Sedangkan Founder WH-Project William Hartanto menyodorkan EMTK, FILM, UNTR dan BREN sebagai saham pilihan yang layak diperhatikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×