kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.544   -89,00   -0,54%
  • IDX 6.949   50,77   0,74%
  • KOMPAS100 1.008   6,76   0,68%
  • LQ45 779   4,55   0,59%
  • ISSI 222   1,81   0,82%
  • IDX30 403   1,48   0,37%
  • IDXHIDIV20 475   0,48   0,10%
  • IDX80 114   0,72   0,64%
  • IDXV30 116   0,56   0,49%
  • IDXQ30 131   -0,28   -0,21%

Tesla butuh pasokan nikel besar, Vale Indonesia (INCO) masih kaji isu sustainability


Rabu, 29 Juli 2020 / 13:52 WIB
Tesla butuh pasokan nikel besar, Vale Indonesia (INCO) masih kaji isu sustainability
ILUSTRASI. Fasilitas pemurnian atau smelter produsen pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Sorowako, Sulawesi Selatan.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan mobil listrik global Tesla baru-baru ini menyampaikan kepada publik kekhawtirannya akan pasokan nikel. CEO Tesla Elon Musk lantas menawarkan kontrak besar dan jangka panjang kepada produsen nikel yang bisa memproduksi secara efisien serta ramah lingkungan. 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Bernardus Irmanto menjelaskan Vale Indonesia saat ini masih perlu mengkaji banyak hal sebelum mendekati Tesla terkait pernyataannya. 

Baca Juga: Gelar RUPST, Vale Indonesia (INCO) angkat Rudiantara jadi wakil presiden komisaris

"Vale sendiri belum atau mungkin masih jauh ketika berbicara dengan Tesla mengenai statemen yang mereka sampaikan baru-baru ini," jelas Bernardus dalam diskusi dengan media, Rabu (29/7). 

Bernardus menjelaskan sebenarnya pernyataan Tesla tersebut menjadi peluang besar dari sisi bisnis. Pasalnya sebagai pemain global, pernyataan tersebut akan membuat semua mata tertuju pada Indonesia sebagai pemain besar pemasok nikel. 

Namun, Vale Indonesia masih harus mengkaji peluang bisnis tersebut dengan isu sustainability. 

Menurutnya, keputusan tersebut perlu dikaji lebih jauh. Misalnya bagaimana upaya memenuhi permintaan yang besar namun tetap bertanggungjawab pada lingkungan. 

"Kalau isu bisnis saja tidak akan sustainable, akan menambang serampangan untuk memenuhi demand dan dalam beberapa tahun tidak ada lagi di lanskap bisnis," jelas Bernardus. 

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) catat kenaikan produksi nikel dalam matte di semester I-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×