Reporter: Dina Farisah, Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Emas terus diburu, lantaran ketegangan politik di Ukraina kembali memanas. Harga emas di pasar spot masih bertengger di dekat level tertinggi dalam tujuh bulan.
Hingga Senin (17/3) pukul 15.30 WIB, harga emas untuk pengiriman April 2014 di Bursa Comex naik 0,22% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 1.382 per ons troi. Bahkan, pada perdagangan pagi, harganya sempat menyentuh US$ 1.392,6 per ons troi. Ini merupakan harga tertinggi sejak 9 September 2013.
Harga emas tercatat sudah melesat sebesar 15% pada tahun ini, akibat gejolak di Ukraina dan perlambatan pertumbuhan di China.
Akhir pekan lalu, hasil referendum menunjukkan wilayah Crimea akan bergabung dengan Rusia. Sementara, AS dan Uni Eropa memperingatkan Rusia untuk tidak mencaplok Crimea, dan berencana menjatuhkan sanksi jika Rusia melanjutkan aksinya. "Ketegangan geopolitik mendorong laju emas," ujar Sun Yonggang, Analis Everbright Futures Co, seperti dikutip Bloomberg.
Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy menyebut, pasca referendum, justru ketidakpastian meningkat. "Ketidakpastian ini memicu pelaku pasar memegang emas sebagai aset aman," ujarnya.
Target US$ 1.400
Nizar menduga, emas masih akan lanjut reli. Jika mampu ditutup pada level US$ 1.390, harga emas bisa menembus US$ 1.400 pada pekan ini. Dengan catatan, isu Ukraina masih mencuat.
Ariston Tjendra, Head of Research & Analysis Division PT Monex Investindo Futures sependapat, harga emas berpotensi reli pada jangka pendek. Kekhawatiran hasil referendum Crimea dapat memicu emas menuju level US$ 1.400 pada pekan ini.
Namun, keduanya mengingatkan, emas berpeluang koreksi, karena sudah naik tinggi. "Ada potensi profit taking terutama jika menyentuh level US$ 1.400," ujar Nizar.
Secara teknikal, harga emas masih tren naik. Harga masih di atas moving average (MA) 25. Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga masih positif, yaitu di level 23. Hanya, indikator relative strength index (RSI) sudah di level 71, artinya berada di atas level jenuh beli (overbought).
Ariston menduga, harga emas rawan koreksi ke level US$ 1.364. Koreksi bisa dipicu hasil pertemuan The Fed pada 20 Maret nanti. Bank Sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga di level rendah, dan melanjutkan program pemangkasan stimulus. "Jika tapering lebih besar, dollar akan menguat, sehingga emas tertekan," ujarnya.
Prediksi Ariston, dalam sepekan, emas akan bergulir di kisaran US$ 1.353-US$ 1.400 per ons troi. Sementara, Nizar menduga, harga emas sampai akhir pekan ini di US$ 1.365-US$ 1.400 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News