kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tertekan defisit neraca dagang


Sabtu, 09 November 2013 / 09:01 WIB
Tertekan defisit neraca dagang
ILUSTRASI. Warga menunjukkan aplikasi Peduli Lindungi saat membeli minyak curah di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/6/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.


Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Rupiah anjlok. Di pasar spot, Jumat (8/11), rupiah merosot 0,68% selama sepekan ke 11.413. Kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,44% menjadi 11.404 dibanding dengan pekan lalu.

Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang Bank Mandiri bilang, banyak tekanan bagi rupiah di pekan ini. Rupiah babak belur akibat neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit.

Dari sisi global, rupiah tertekan kekhawatiran pasar bahwa stimulus moneter Amerika Serikat (AS) segera dikurangi dalam waktu dekat ini. Khususnya setelah laporan menunjukkan ekonomi AS kuartal III masih bisa tumbuh 2,8%. "Beruntung tekanan ini teredam berita kenaikan cadangan devisa," katanya, kemarin.

Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, tekanan terhadap rupiah dapat diredam dengan kenaikan pembelian obligasi negara oleh investor asing sebesar Rp 24 trilliun sepanjang Oktober.

Rully memperkirakan, pekan depan, rupiah masih cenderung tertekan. Buruknya neraca perdagangan, ditambah dengan kekhawatiran pasar terhadap pengurangan stimulus AS akan membuat rupiah tertekan tipis.

Albertus memprediksi, rupiah masih akan stabil. Ekspor China tumbuh 5,8% dan impor naik 7,6% bulan Oktober. Data perdagangan ini berpengaruh pada outlook perdagangan Indonesia sehingga mendorong kurs rupiah.

Di sisi lain, data payroll AS diprediksi bagus. Hal ini bisa menekan rupiah. "Pergerakan dollar AS dan rupiah masih saling tarik menarik dari positif ke negatif," ujar Albertus.

Albertus menduga, pekan depan rupiah akan berada pada kisaran 11.215-11.455. Rully memprediksi, rupiah akan ada di kisaran 11.250-11.550.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×