kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tertekan aksi profit taking, potensi kenaikan harga emas masih terbuka


Jumat, 21 Juni 2019 / 16:45 WIB
Tertekan aksi profit taking, potensi kenaikan harga emas masih terbuka


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat menembus level tertinggi di tahun ini, harga emas global kembali bergerak turun. Akan tetapi, potensi kenaikan harga komoditas ini masih bisa berlanjut dalam waktu dekat.

Mengutip Bloomberg, harga emas untuk kontrak pengiriman Agustus 2019 di Commodity Exchange berada di level US$ 1.393,70 per ons troi pada Jumat (21/6) pukul 15.40 WIB. Angka ini melemah 0,22% dibandingkan posisi di perdagangan kemarin di level US$ 1.396,90 per ons troi. Ini merupakan level tertinggi harga emas sejak April 2018.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan, penurunan harga emas pada hari ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung yang dilakukan para investor atas kenaikan harga yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Di samping itu, ketegangan di Timur Tengah juga sedikit mereda setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan serangan militer ke Iran. Sebelumnya, ancaman diberikan Trump usai drone milik AS diklaim ditembak jatuh oleh Garda Revolusi Iran di provinsi selatan Hormozgan.

“Kabar jatuhnya drone AS membuat tensi konflik AS dan Iran meningkat sehingga harga emas melonjak di hari kemarin,” ujar Faisyal, Jumat (21/6).

Selain konflik geopolitik di Timur Tengah, kenaikan harga emas kemarin juga ditopang oleh keputusan Federal Reserve menahan suku bunga acuan AS. Tindakan The Fed pun diikuti juga oleh sejumlah bank sentral besar lainnya, seperti Reserve Bank of Australia (RBA) dan Bank of England (BoE) yang sama-sama menahan suku bunga acuan di negara masing-masing.

Menurut Faisyal, sebagian pelaku pasar akan memandang hal tersebut sebagai sinyal perlambatan ekonomi global. “Aset safe haven kembali diburu seiring sikap dovish dari bank-bank sentral global,” katanya.

Faisyal melanjutkan, potensi kenaikan harga emas masih dapat berlanjut dalam jangka pendek, tapi akan sangat bergantung pada pertemuan AS—China di KTT G-20 akhir bulan nanti.

Jika tidak ada hasil yang memuaskan kedua belah pihak dari pertemuan tersebut, kekhawatiran akan perang dagang akan kembali meningkat. Kondisi ini sangat memungkinkan bagi harga emas untuk kembali melonjak seiring tingginya permintaan aset safe haven.

Secara teknikal, harga emas bergerak di atas MA50, MA100, dan MA200. Indikator MACD berada di area 20,854 sedangkan RSI ada di level 77,80. Adapun indikator Stochastic tengah berada di level 78,40.

Faisyal merekomendasikan buy on dips harga emas. Prediksinya, harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.360—US$ 1.410 per ons troi pada Senin (24/6) nanti sementara dalam sepekan harga emas akan berada di area US$ 1.335—US$ 1.440 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×