kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Tersengat isu tapering, emas amblas 2,5% di NY


Jumat, 06 Desember 2013 / 06:17 WIB
Tersengat isu tapering, emas amblas 2,5% di NY
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Segar Kumala Indonesia Tbk Renny Lauren (tengah)


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia mencatatkan penurunan untuk hari ketiga dalam empat hari di New York semalam ((5/12). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.17 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Februari anjlok 1,4% menjadi US$ 1.230,30 per troy ounce di Comex, New York. Bahkan, pada transaksi sebelumnya, harga emas sempat merosot hingga 2,5%.

Penurunan harga emas masih dipengaruhi oleh spekulasi bahwa the Federal Reserve akan mulai melaksanakan kebijakan pemangkasan nilai stimulus mereka seiring membaiknya ekonomi AS. Kondisi itu menyebabkan tingkat permintaan emas sebagai alat investasi alternatif semakin berkurang.

Sejumlah sinyal yang menunjukkan pemulihan ekonomi AS di antaranya: tingkat pertumbuhan ekonomi AS di kuartal III sebesar 3,6%, penurunan angka pengajuan klaim pengangguran ke level terendah dalam dua bulan terakhir per 30 November lalu, dan sejumlah data lainnya.

"Perekonomian AS saat ini berjalan pada jalur yang benar. Pemangkasan stimulus the Fed menjadi suatu kemungkinan. Pelemahan dollar bisa menjadi satu sentimen yang dapat menahan penurunan harga emas," jelas Phil Streible, senior commodity broker RJ O'Brien & Associates.

Asal tahu saja, dollar melemah 0,6% terhadap euro semalam setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi menahan diri untuk  meluncurkan program stimulus lanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×