kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,16   10,58   1.18%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terregra Asia Energy (TGRA) bantah rumor kepemilikan saham oleh Benny Tjokro


Sabtu, 23 November 2019 / 09:00 WIB
Terregra Asia Energy (TGRA) bantah rumor kepemilikan saham oleh Benny Tjokro


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) menggelar paparan publik isidentil pada Jumat (22/11). Agenda ini dilakukan seiring suspensi atau penghentian perdagangan saham TGRA oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 November lalu.

Suspensi ini diberikan lantaran adanya saham TGRA turun secara signifikan. Sehari sebelum disuspensi, saham TGRA anjlok 25% ke level Rp 210 per saham.

Baca Juga: TGRA: Regulasi sektor EBT perlu diperbaiki agar iklim investasi menarik

BEI sempat membuka suspensi sehingga saham TGRA bisa diperdagangkan pada Rabu (20/11) lalu. Namun, saat itu harga saham TGRA kembali ambles 24,76% ke level Rp 158 per saham. Ini merupakan level terendah sejak pertama kali TGRA melantai di bursa pada 16 Mei 2017.

Angka tersebut juga lebih rendah dari harga initial public offering (IPO) TGRA sebesar Rp 200 per saham.

Sekretaris Perusahaan  PT Terregra Asia Energy Tbk Christin Soewito menyampaikan, penurunan harga saham TGRA berada di luar kendali manajemen. Sebab, TGRA dinilai masih memiliki fundamental yang baik terlepas adanya penurunan kinerja di kuartal tiga lalu.

Baca Juga: Ini penyebab penurunan kinerja Terregra Asia Energy (TGRA) hingga kuartal ketiga 2019

Asal tahu saja, pendapatan TGRA merosot 29% (yoy) menjadi Rp 20,45 miliar pada kuartal III-2019. Perusahaan yang bergerak di bisnis pembangkit listrik energi terbarukan ini juga mengalami rugi bersih sebesar Rp 2,9 miliar.

Menurut Christin, pergerakan harga saham TGRA yang kurang wajar lebih karena dampak isu yang beredar di pasar modal. Ambil contoh, beredar isu bahwa salah satu pemilik saham TGRA adalah bos PT Hanson International Tbk (MYRX) yaitu Benny Tjokrosaputro.

"Kami sudah membuka data dan terbukti bahwa tidak ada satu pun saham Terregra yang dimiliki pak Benny Tjokro," terang Christin saat paparan publik, Jumat (22/11).

Baca Juga: Sejumlah proyek EBT terkendala, begini upaya pemerintah

Catatan Kontan.co.id, saham-saham yang terafiliasi dengan Benny Tjokro memang mengalami penurunan signifikan. Hal ini setelah adanya masalah di kubu MYRX berupa dugaan kegiatan pinjam-meminjam dari investor individu, padahal emiten tersebut bukan bergerak di sektor finansial.

Christin melanjutkan, pihak manajemen TGRA akan tetap melaksanakan kegiatan operasional maupun ekspansi bisnis seperti yang sudah direncanakan.

Upaya ini untuk menunjukkan bahwa bisnis TGRA tetap berjalan dengan baik dan perusahaan punya visi untuk memajukan industri energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.

Baca Juga: Terregra Asia (TGRA) Mengawal Target Proyek EBT

"Jadi lewat paparan publik ini kami sampaikan kepada pemegang saham bahwa TGRA punya sejumlah rencana dan sedang berjalan," ujar dia.

TGRA memang sedang dalam tahap pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) yang tersebar di Aceh dan Sumatera Utara. Perusahaan juga memiliki sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Australia.

Lantas, Christin berharap suspensi terhadap saham TGRA akan segera dicabut oleh BEI dan saham emiten ini bisa rebound kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×