Sumber: Bloomberg | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Tindakan keras China yang semakin intensif membuat Bitcoin jatuh ke level di bawah US$ 30.000, tingkat harga yang merusak sentimen dan meningkatkan risiko aksi jual yang lebih curam.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Selasa (22/6) pukul 19.27 WIB ada di posisi US$ 29.657,23 atau turun 8,32% dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Ini level terendah sejak akhir Januari 2021 lalu.
“Bitcoin mudah-mudahan di US$ 30.000 akan bertahan sebagai yang terendah tahun ini,” kata Antoni Trenchev, Co-Founder Nexo yang berbasis di London.
“Jika tidak, kami harus meninjau kembali US$ 25.000 dan bahkan US$ 20.000 sebelum leg berikutnya naik,” ujar dia, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga: Harga terpuruk dalam, pembawa acara TV ini lepas Bitcoin miliknya
Harga Bitcoin jatuh setelah bank sentral China pada Senin (21/6) mengatakan, mereka mendesak bank dan lembaga pembayaran untuk berhenti memfasilitasi transaksi mata uang virtual.
Langkah People's Bank of China (PBOC) tersebut melengkapi tindakan keras China terhadap penambang kripto di Provinsi Sichuan pada Jumat (18/6) pekan lalu.
Sementara prospek pengurangan stimulus seiring pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19 juga melemahkan selera investasi spekulatif, seperti aset kripto.
Gagal angkat harga Bitcoin
Penurunan harga Bitcoin telah merusak argumen dari para pendukungnya, seperti Michael Saylor dari MicroStrategy Inc., yang mengatakan, mata uang kripto adalah pelindung nilai yang bisa diandalkan.
Baca Juga: Larang kripto, bank sentral China desak bank tindak lebih keras perdagangan crypto