Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Pada transaksi Senin (13/8) pagi, mata uang rupe India sentuh level terlemah sepanjang sejarah di posisi 69,62 per dollar AS. Rupe bergabung dengan mata uang emerging market lainnya yang juga keok seiring kecemasan akan krisis Turki.
Menurut dua orang diler valuta asing, Bank Sentral India (RBI) terlihat melakukan intervensi demi menghambat pelemahan lebih dalam lagi.
"RBI hadir di market untuk meredam volatilitas di awal perdagangan. Namun, tidak besar-besaran," jelas salah seorang senior diler di salah satu bank asing kepada CNBC.
Asal tahu saja, rupe saat ini hanya mampu menguat tipis dari level rekor terlemahnya dan diperdagangkan di posisi 69,53 per dollar AS. Pada Jumat (10/8) lalu, rupe ditutup pada posisi 68,84 per dollar AS. Sementara, tingkat yield surat utang pemerintah India berdurasi 10 tahun naik ke posisi 7,8% dari level penutupan sebelumnya di level 7,75%, sejalan dengan pelemahan rupe.
Saat ini, investor lebih memilih untuk menggenggam safe havens seperti dollar AS dan yen, setelah anjloknya nilai tukar lira memberikan efek domino ke seluruh mata uang emerging market.
Sekadar informasi, lira sudah melemah sekitar 45% terhadap dollar AS tahun ini, seiring dengan kecemasan bahwa Presiden Tayyip Erdogan akan meningkatkan kontrol atas perekonomian Turki dan memburuknya hubungan diplomatik dengan AS.
"Tidak ada gunanya menggunakan banyak dollar dalam mempertahankan rupe saat seluruh mata uang emerging market mengalami kondisi serupa," jelas salah seorang senior forex dealer di bank milik pemerintah India.
Dia memprediksi, level krusian untuk rupe berikutnya adalah 69,80 per dollar AS.
Di sisi lain, para trader juga akan memperhatikan data inflasi konsumen India bulan Juli yang dijadwalkan akan dirilis pasca penutupan pasar. Hasil polling Reuters mengestimasi, tingkat inflasi Juli India sebesar 4,51% dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News