kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Terkerek 1,15%, nilai tukar rupiah memimpin penguatan mata uang Asia


Selasa, 06 November 2018 / 18:46 WIB
Terkerek 1,15%, nilai tukar rupiah memimpin penguatan mata uang Asia
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang Garuda kali ini berhasil memimpin penguatan pada mata uang di Asia pada perdagangan Selasa (6/11). Rupiah mengalami lonjakan yang cukup besar di pasar spot sebesar 1,15% ke level Rp 14.804 per dollar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang ini juga terjadi dalam data kurs tengah versi Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR) sebesar 0,54% menjadi Rp 14.891 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengatakan faktor utama masih didorong oleh Trump yang mengatakan akan ada jalan keluar untuk negosiasi perdagangan antara AS dengan Tiongkok yang akan terlaksana di G-20 meeting di akhir November. Hal ini dinilai menopang risk asset beberapa hari terakhir ini. Ditambah indeks dollar di pasar AS yang cenderung melemah sejak kemarin.

Dari sisi lain, terdapat demand yang sangat tinggi pada lelang sun yang terjadi hari ini masuk cukup besar sebesar hampir Rp 60 triliun. “Ini mendorong penurunan yield sun 10 tahun 8,2% hari ini turun 14 basis poin atau dibandingkan dari akhir bulan lalu turun hampir 35 basis poin. Impuls dari investor asing cenderung cukup tinggi minatnya dan masuk lagi ke bond market,” jelas Joshua.

Dari domestik, data Gross Domestic Product (GDP) yang meskipun melambat tetapi lebih baik dari perkiraan dinilai turut mendorong rupiah. Bukan hanya itu, pengaruh lain datang dari tren harga minyak dunia yang cenderung agak menurun signifkan. “Di pertengahan Oktober di atas 70 dollar AS per barel dan sekarang sudah mengarah ke 60 dollar AS per barel kembali,” lanjut Joshua.

Menurut Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong, US Midterm Ellection memberikan berbagai spekulasi di pasar. “Apakah Demokrat akan mengalahkan dominasi Republik, itu cukup penting,” kata Lukman. 

Ekpektasi lain juga muncul jelang rapat yang akan diadakan oleh The Fed. Data inflasi Oktober yang meningkat 0,28 persen melebihi ekpektasi juga menjadi sinyal positif bagi nilai tukar rupiah. Menurut Joshua, pada perdagangan Rabu (7/11) rupiah memiliki peluang menguat terbatas di range Rp 14.725- Rp 14.850 dollar AS. Sedangkan Lukman memprediksi ada terjadi koreksi di rentang Rp 14.790-Rp14.880 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×