Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kemenangan Obama hanya sempat berdampak positif pada pasar saham di Asia. Nikkei 225 naik 4,46% menjadi 9.521,24, sementara Hang Seng menanjak 3,17% ke 14.840,16.
Tapi, daya dorong kemenangan Obama cuma sampai di situ. Bursa-bursa di Eropa ternyata justru turun. Hingga pukul 23.00 WIB indeks FTSE 100 yang jadi patokan di Bursa London turun 1,38% menjadi 2.68,1. Indeks DJ Stoxx 600 yang mencerminkan semua pasar di zona euro juga turun 1,56% menjadi 229,86.
Jadi, pasar tak suka dengan Obama? Kemenangan Obama rupanya memicu terjadinya sell on news di pasar saham. "Tentu saja itu juga terjadi di Indonesia," kata analis BNI Securities Muhammad Alfatih, kemarin.
Pasar yang sudah mengantisipasi kemenangan Obama membuat harga saham sudah naik sejak sepekan terakhir. Dan setelah Obama benar-benar menang, para pemain merealisasikan keuntungan dan menjual.
Agaknya itulah yang terjadi di Jakarta, sell on news. Kemarin, Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) malah turun tipis 0,26% ke 1.366,28. Untuk hari-hari berikut ini, dalam pandangan Alfatih, "IHSG masih mengikuti Dow Jones Industrial Average (DJIA). Jika DJIA negatif, maka IHSG pun berpotensi turun.
Dan gelagatnya DJIA pun merosot mengikuti jejak koleganya di Eropa. Semalam hingga pukul 23.45 WIB DJIA sudah turun 1,74% menjadi 9.457,94.
Tapi, di luar pergerakan DJIA dan Obama, juga ada soal lain yang akan lebih berpengaruh pada IHSG. Jika Bank Indonesia hari ini menurunkan BI rate, atau setidaknya menahan, otomatis IHSG berpeluang menanjak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News