kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak PPKM skala mikro, simak rekomendasi saham emiten pengelola mal


Senin, 08 Februari 2021 / 14:10 WIB
Terdampak PPKM skala mikro, simak rekomendasi saham emiten pengelola mal
ILUSTRASI. Pengunjung berada di pusat perbelanjaan Mall Kelapa Gading, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pd.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menerbitkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang akan berlaku pada 9 Februari-22 Februari 2021. Dalam aturan tersebut dijelaskan pusat perbelanjaan dan mal dapat beroperasi hingga pukul 21.00. 

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menilai dampak PPKM skala mikro tidak akan mempengaruhi emiten pengelola mal secara signifikan, namun tentunya aturan ini tetap memberi dampak negatif bagi para pengelola mal. 

"Karena sampai sekrang tidak ada perubahan untuk biaya rental kepada tenant mal, para pengelola mal masih memberikan diskon 50% sampai sekarang," jelas Joey, Senin (8/2). 

Sehingga emiten pengelola mal dapat mengalami pemulihan apabila faktor vaksin Covid-19 dapat segera terdistribusi luas dan angka kasus baru harian bisa ditekan. Kondisi pemulihan ini secara tidak langsung akan memulihkan jumlah trafik pengunjung mal, sehingga pengelola mal pun bisa tidak memberikan diskon rental tenant kembali. 

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) optimistis pusat belanja akan tumbuh di semester II 2021

Joey menilai hingga saat ini fundamental emiten pengelola mal masih cukup bagus di mana net gearing ratio masih aman. Antara lain PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dikisaran 5%, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) di kisaran 30%. 

"Hanya Summarecon Agung (SMRA) uang lumayan tinggi sekitar 95%. Namun dari semua emiten ini punya cash flow yang cukup baik sehingga kemampuan membayar utang pun cukup baik," jelas Joey. 

Direktur Independen Ciputra Development (CTRA) Tulus Santoso menjelaskan saat ini sektor mal pada bisnisnya memang masih lesu terkait dengan kebijakan menghadapi pandemi Covid-19. 

Dus manajemen saat ini fokus pada peningkatan efisiensi dan penerapan protokol kesehatan sehingga menjamin keamanan pengunjung. 

"Sampai akhir tahun segmen ini masih sangat terdampak oleh pandemi," jelas Tulus. 

Joey lebih menyukai saham BSDE dan CTRA karena kontribusi pendapatan mal yang lebih sedikit ke pendapatan yaitu kurang dari 13% dibandingkan PWON dan SMRA yang sumbangannya sekitar 25%-28%. 

Dari segi penjualan, BSDE dan CTRA memiliki portofolio rumah untuk segmen menengah ke bawah paling banyak yaitu masing-masing 80% dan 62%.

Adapun target harga saham BSDE Rp 1.500, CTRA Rp 1.200, SMRA Rp 980 dan PWON Rp 600. 

Selanjutnya: Pengusaha mal terancam kehilangan separuh omzet karena penerapan PPKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×