Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencapaian kontrak baru PT Acset Indonusa Tbk (ACST) sepanjang semester I-2020 masih minim, yaitu Rp 1 miliar hanya berasal dari pekerjaan pondasi.
Jumlah tersebut turun signifikan bila dibandingkan perolehan pekerjaan pondasi di semester I-2019 yang senilai Rp 110,72 miliar. Di periode tahun lalu, ACST juga mendapatkan kontrak baru pekerjaan infrastruktur senilai Rp 1,32 triliun.
"Tentunya pencapaian kontrak ini jauh dibandingkan kontrak baru yang ingin kami capai. Kami akan tetap berupaya untuk mendapatkan kontrak baru melalui beberapa tender yang sedang kami ikuti," jelas Corporate Secretary & Investor Relations Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari kepada Kontan.co.id, Minggu (12/7).
Baca Juga: Bakal Rights Issue, Saham ACST dan MEDC Masih Menarik?
Dengan kondisi saat ini, Acset juga bakal fokus untuk menyelesaikan kontrak atas proyek berjalan. Meski tak dipungkiri beberapa proyek juga sedang dalam penghentian sementara mengingat adanya Covid-19. Adapun saat ini seluruh nilai order book sebesar Rp 4 triliun.
"Dengan adanya pandemi Covid-19, kami masih melihat, hal ini masih akan berlanjut di semester II-2020. Terlihat dari beberapa tender proyek yang juga masih dilakukan penundaan dari pemberi kerja," jelasnya.
Maria menambahkan pihaknya terus berupaya untuk melakukan efisiensi biaya baik di kantor pusat maupun di proyek. Soal pendanaan, Maria menjelaskan Acset memiliki beberapa fasilitas pendanaan dari beberapa lembaga keuangan dan juga memiliki pinjaman dari pemegang saham.
Baca Juga: Acset Indonusa (ACST) Menyiapkan Strategi untuk Menekan Kerugian
Pada laporan keuangan kuartal I-2020, Acset tercatat memiliki fasilitas pinjaman dar PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 4 triliun yang jatuh tempo pada April 2023. Hingga Maret 2020, ACST telah membayar pinjaman sebesar Rp 1,6 triliun.
Asal tahu saja, Acset telah mengantongi izin dari pemegang saham untuk melakukan penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue sebanyak-banyaknya 15 miliar saham dengan harga nominal Rp 100 per saham.
Acset menargetkan proses rights issue selesai pada Agustus 2020 mendatang. Acset akan menggunakan dana hasil rights issue untuk melunasi utang. Per kuartal I-2020, utang ACST tercatat sebesar Rp 4,38 triliun, dengan pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp 2,14 triliun.
Baca Juga: Akan rights issue, Acset Indonusa (ACST) targetkan dana hingga Rp 1,5 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News