Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen perang dagang yang memoles pamor yen Jepang sebagai aset safe haven rupanya tak bertahan lama. Keperkasaan dollar AS terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia membuat yen kembali tunduk. Apalagi, Bank Sentral Jepang (BoJ) tak memberi banyak petunjuk kebijakan moneternya kepada pelaku pasar.
Mengutip Bloomberg, Kamis (21/6) pukul 18.45 WIB, pasangan USD/JPY tercatat di posisi 110,53 atau menguat 0,15% dari posisi sebelumnya. Dollar menguat seiring dengan sedikit meredanya tensi perang dagang dan memudarnya isu geopolitik yang selama ini menjadi pendorong mata uang yen.
Analis Monex Investindo Putu Agus Prasuanmitra berpendapat, perbedaan kebijakan moneter antara The Fed dan BoJ juga menjadi salah satu faktor melemahnya yen terhadap dollar AS. "Kebijakan BoJ masih ultra longgar dan target inflasi diproyeksi baru akan tercapai tahun depan. Tidak ada hal baru dari pernyataan BoJ sejauh ini," ujar Putu, Kamis (21/6).
Putu menilai, kekuatan yen sejatinya hanya lantaran sebagai aset safe haven.
Sementara, kekuatan dollar AS semakin terdorong oleh pelemahan mata uang euro. Tak heran, indeks dollar AS yang sangat dipengaruhi performa euro ini terus perkasa di atas level 95 pada pekan ini.
Secara teknikal, Putu melihat, saat ini, pasangan USD/JPY bergulir di atas garis MA 50, 100, maupun 200. Indikator MACD juga bergerak naik ke level 0,27. Indikator Stochastic juga mulai bergerak naik di level 53 dan RSI naik ke level 57. "Kondisi teknikal masih menunjukkan potensi bullish untuk USD," kata Putu.
Ia merekomendasikan buy on dips pasangan USD/JPY. Prediksinya, Jumat (22/6), pasangan mata uang ini berada di kisaran support 109,80 - 109,50 - 109,15 dan resistance 111,00 - 111,40 - 111,70.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News