Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
Chief Executive Officer NeutraDC Andreuw Thonilus Albert menyampaikan lambatnya pembangunan hyperscale data center ini karena Grup Telkom tengah berhati-hati mengikuti perkembangan yang ada.
“Lebih baik daripada nanti kami tidak bisa melayani kebutuhan terhadap Artificial Intelligent (AI),” jelas dia dalam konferensi pers piling ceremony di Kawasan Industri Batam Kabil, Kamis (13/5).
Andreuw memastikan tidak ada kendala terkait masalah regulasi. Malah posisi Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi poin lebih Telkom karena berlimpah kemudahan.
Baca Juga: Telkom Menargetkan, Tahun Ini Nilai Sinergi dengan GOTO Tumbuh 20%
Sekitar 70% dari kapasitas hyperscale data center ini akan menyediakan ruang untuk penggunaan kecerdasan buatan atau AI. Jadi secara desain pembangunan pun mengalami perubahan.
“Kami lebih baik agak terlambat sedikit, tetapi bisa bertahap sampai 20 tahun ke depan, daripada cepat-cepat nanti akan ada perubahan,” ucap Andrew.
Proyek yang digarap bersama perusahaan telekomunikasi asal Singapura, Singtel dan PT Medco Power menyiapkan anggaran investasi sebesar Rp 1,4 triliun sampai dengan lima tahun ke depan.
Jika tidak ada aral melintang, hyperscale data center dengan kapasitas 51 Mega Watt ini mulai beroperasi pada kuartal kedua 2024. Bahkan diharapkan bisa lebih cepat dari target itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News