Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Langkah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk melakukan tukar guling saham atau share-swap PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) terus terganjal. Ini lantaran Dewan Perwakilan Rakyat yang tak memberi restu.
Rupanya, pihak Telkom belum tahu tentang penolakan DPR tersebut. "Perseroan belum mendapat informasi resmi, khususnya dari Kementerian BUMN selaku wakil kuasa pemegang saham perseroan," ungkap VP Investor Relation TLKM Andi Setiawan, dalam keterbukaan informasi, Senin (4/5).
Menurutnya, proses transaksi share-swap tersebut masih berlangsung hingga kini. Kedua belah pihak masih dalam tahap pemenuhan syarat dan ketentuan terkait transaksi. Aksi itu menacu pada dokumen yang ditandatangani Oktober 2014 lalu dan masih akan berlaku sampai Juni mendatang.
Dengan tukar guling ini, TLKM akan memiliki 13,7% saham TBIG. Kemudian, TBIG akan menguasai 100% Mitratel. Secara keseluruhan, aksi tukar guling ini bernilai Rp 11,06 triliun.
Transaksi ini dilakukan dalam dua tahap. Pertama, TLKM akan menukar 49% Mitratel dengan penerbitan 290 juta saham atau setara 5,7% saham TBIG. Kemudian, TLKM akan mendapat pembayaran kas maksimum Rp 1,74 triliun jika Mitratel mampu mencapai target yang telah disepakati.
Kedua, TLKM memiliki opsi untuk bertukar saham lagi dalam waktu 2 tahun mendatang. TBIG bisa mengambil sisa 51% saham Mitratel. Lalu TLKM akan menambah lagi 472,5 juta saham atau 8% kepemilikan di TBIG.
Pada kuartal pertama 2015, TLKM mengumpulkan laba Rp 3,81 triliun atau naik 6% dari Rp 3,58 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, pendapatan TLKM hanya tumbuh Rp 21,25 triliun ke posisi Rp 23,61 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News