kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Teladan Prima Agro (TPA) Berencana Melantai ke Bursa pada April 2022


Jumat, 18 Maret 2022 / 20:13 WIB
Teladan Prima Agro (TPA) Berencana Melantai ke Bursa pada April 2022
Perkebunan kelapa sawit PT Teladan Prima Agro Tbk.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Teladan Prima Agro (TPA) berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bulan depan. Produsen minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) itu berencana melakukan penawaran umum sebanyak-banyaknya 2.193.294.529 saham baru atau setara 15% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

TPA mempercayakan PT BNI Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, sementara penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian. Associate Director Corporate Finance CIMB Niaga Sekuritas Giovan Sitepu mengatakan, masa penawaran awal atawa bookbuilding akan dilakukan pada tanggal 17-25 Maret 2022 dengan harapan tanggal efektif 31 Maret 2022. 

Sementara itu, masa penawaran umum direncanakan pada tanggal 4-7 April 2022. “Untuk listing (pencatatan pada BEI) sendiri akan dilakukan di tanggal 11 April 2022,” tutur Giovan dalam konferensi pers yang disiarkan virtual, Jumat (18/3).

Baca Juga: Implementasikan IoT, TPA dorong transformasi digital di industri sawit

TPA merupakan induk perusahaan dari 8 entitas anak yang bergerak dalam sektor perkebunan dan pengolahan kelapa sawit serta 1 entitas anak yang berorientasi pada energi terbarukan.  TPA memulai operasi perkebunan pertamanya pada tahun 2004 silam melalui salah satu entitas anak, yaitu PT Tanjung Buyu Perkasa Plantation. 

Saat ini, TPA mengelola 13 perkebunan kelapa sawit secara  kolektif dengan total luas 60.468 hektar (ha) area tertanam. Perkebunan kelapa sawit TPA terdiri dari tanaman kelapa sawit. Sebanyak 89% dari area tertanam perkebunan TPA merupakan tanaman prima, 10% tanaman muda, dan 1% tanaman belum menghasilkan. Usia rata-rata tanaman kelapa sawit TPA 12 tahun.

TPA mengoperasikan 6 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah sebesar 310 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Seluruh wilayah operasi industri perkebunan kelapa sawit TPA berkonsentrasi penuh di Kalimantan Timur.

Produksi TBS tahunan TPA pada beberapa tahun terakhir berkisar 1 jutaan ton dengan rincian sebanyak 1,09 juta ton di tahun 2018, 1,17 juta ton di tahun 2019, dan 1,16 juta ton di tahun 2020. TPA belum merilis realisasi produksi TBS di tahun 2021 untuk setahun penuh, namun produksi TBS TPA di sepanjang Januari-September 2021 berjumlah 823.000 ton.

Sementara itu, produksi CPO tahunan TPA tercatat sebesar 267 ribu ton di tahun 2018, 290 ribu ton di tahun 2019, dan 303 ribu ton di tahun 2020. Sementara itu, volume penjualan CPO TPA pada beberapa tahun terakhir secara berturut-turut berjumlah 245 ribu ton di 2018, 293 ribu di tahun 2019, 314 ribu di tahun 2020, dan 194 ribu di sembilan bulan pertama tahun 2021.

Dengan ditopang volume penjualan tersebut, pendapatan TPA berturut-turut mengalami peningkatan pada 2018-2020, yakni dari semula Rp 1,93 triliun di tahun 2018, naik ke Rp 2,08 triliun di tahun 2019, lalu tumbuh menjadi Rp 2,71 triliun di tahun 2020, sedang pendapatannya di Januari-September 2021 berjumlah Rp 2,04 triliun. Sementara itu EBITDANYA secara berturut-turut tercatat sebesar Rp 475 miliar di tahun 2018, Rp 328 miliar di tahun 2019, dan Rp 881 miliar di tahun 2020, sedang EBITDA di Januari-September 2021 berjumlah Rp 818 miliar.

Dalam agenda penawaran umum TPA, TPA menawarkan harga Penawaran Rp 520 sampai dengan Rp 600 per saham. Dengan demikian, nilai Penawaran Umum Perdana Saham TPA sebanyak-banyaknya adalah Rp1.315.976.717.400. Namun, harga final penawaran saham TPA akan ditetapkan setelah masa penawaran awal pada tanggal 25 Maret 2022 nanti.

Rencananya, sekitar 32% dana segar yang didapat dari penawaran umum akan digunakan sebagai belanja modal untuk pertumbuhan dan ekspansi usaha dengan rincian kurang lebih 23% untuk akuisisi perusahaan perkebunan, 5% untuk pembangunan pabrik pengolahan inti sawit, dan 4% untuk pembangunan pabrik biogas. Sementara itu, sekitar 68% sisanya akan digunakan untuk pembayaran dipercepat sebagian pokok hutang bank.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,47% Sepekan Hingga Jumat (18/3)

Direktur Utama TPA, Wishnu Wardhana, masih irit bicara ketika ditanyai detil informasi rencana akuisisi perusahaan. Ia beralasan, pihaknya masih terikat kerahasiaan alias confidentiality.

“Tentu jika terjadi akuisisi, jumlah kapasitas pengolahan (TPA)) pasti akan meningkat signifikan dan bersamaan juga dengan jumlah lahan total yang akan diakuisisi dari total luasan kita yang saat ini lebih dari 60 ribu hektar, akan meningkat cukup besar dan signifikan,” tutur Wishnu dalam sesi tanya jawab konferensi pers (18/3).

Wishnu belum merinci berapa persisnya target produksi maupun volume penjualan yang ingin TPA bidik di tahun 2022. Yang terang. ia berujar bahwa TPA mengejar peningkatan volume produksi dan penjualan di tahun 2022 ini.

“Jika dibandingkan dengan harga rata-rata crude palm oil atau kernel dibandingkan di tahun 2021 dengan 2022 sudah meningkat cukup signifikan. Tentu ini berdampak pada target top line yang akan kita achieve, dan juga berdampak signifikan terhadap bottom line yang akan dihasilkan di tahun 2022,” imbuh Wishnu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×