kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Teknikal, harga minyak masih potensi naik


Selasa, 09 Januari 2018 / 21:41 WIB
Teknikal, harga minyak masih potensi naik


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah konsisten bergerak di kisaran US$ 60 sebarel. Pergerakan jangka pendek masih dalam tren naik, meski ada potensi koreksi karena aksi profit taking.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/1) pukul 19.19 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2018 di New York Mercantile Exchange naik 0,50% menjadi US$ 62,04 per barel. Angka ini merupakan level tertinggi yang terakhir disentuh pada Juli 2015.

Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures melihat, secara teknikal, harga akan menguat dalam jangka pendek. Hal ini terlihat dari grafik indikator moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 serentak menguat. Namun, terdapat potensi koreksi dari indikator moving average convergence divergence (MACD) yang di area positif namun memberi sinyal koreksi.

Hal ini juga terlihat dari tekanan pada indikator relative strenght index yang konsolidasi di level 74 dan indikator stochastic di level 80 yang masuk area jenuh beli alias overbought.

Prediksi Deddy, Rabu (10/1), harga akan menguat jangka pendek, sebelum pasar profit taking. Ia perkirakan harga akan bergulir pada rentang US$ 59,40-US$ 63,70.

Sementara, Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka memprediksi, harga minyak masih berpotensi menguat. Tren penguatan ini didukung indikator bollinger band yang masih bergerak 40% di atas garis MA jangka tengah. Adapun indikator RSI dan MACD juga di area positif 60%.

Namun dalam jangka menengah, terdapat potensi koreksi yang terlihat dari indikator stochastic yang sudah memberi sinyal jenuh beli besar.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksi harga akan bergulir pada rentang US$ 61,45-US$ 63 per barel. Sedangkan dalam sepekan antara US$ 60-US$ 63,50 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×