kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan pasar obligasi berkurang, lelang sukuk berlangsung ramai


Selasa, 21 Agustus 2018 / 18:36 WIB
Tekanan pasar obligasi berkurang, lelang sukuk berlangsung ramai
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mampu menyerap dana senilai Rp 6,26 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 14,80 triliun pada lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara, Selasa (21/8). Lelang kali ini dinilai berjalan sukses di tengah meredanya tekanan di pasar obligasi.

Perlu diketahui, nilai dana yang diserap oleh pemerintah pada lelang hari ini lebih tinggi dari target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 4 triliun.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra menyampaikan, tekanan di pasar obligasi mulai berkurang seiring menguatnya nilai tukar rupiah dalam dua hari terakhir. Hal ini mengingat krisis keuangan di Turki sudah mulai mereda setelah beberapa negara berencana mengirimkan bantuan, sedangkan dollar AS juga sedang dalam tren melemah di awal pekan.

“Ini membuat para investor mulai tertarik kembali untuk membeli obligasi melalui pasar perdana,” kata Made, hari ini (21/8).

Walau sentimen negatif masih berpotensi menghantam pasar obligasi domestik, tampaknya investor masih cukup percaya diri untuk memburu seri sukuk bertenor panjang. Terbukti, seri PBS012 yang jatuh tempo pada 15 November 2031 memperoleh penawaran masuk sebesar Rp 1,02 triliun.

Angka ini lebih tinggi dari PBS002 yang hanya mendapatkan penawaran masuk senilai Rp 0,56 triliun. Padahal, seri tersebut bertenor 4 tahun dan akan jatuh tempo pada 15 Januari 2022.

Di sisi lain, langkah pemerintah yang mengubah target indikatif lelang sukuk dari Rp 6 triliun menjadi Rp 4 triliun dinilai sudah tepat. “Ketika targetnya Rp 6 triliun, beberapa kali jumlah yang diserap tidak sesuai harapan sehingga bisa mempengaruhi kepercayaan investor,” ujar Made.

Lagi pula, kebutuhan pemerintah terkait penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) juga mampu terpenuhi dengan cara private placement yang kerap dilakukan beberapa pekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×