kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tekanan masih menyelimuti emas


Rabu, 10 September 2014 / 16:22 WIB
Tekanan masih menyelimuti emas
ILUSTRASI. kinerja TLKM


Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Emas diperdagangkan mendekati level terendah tiga bulan pada penutupan perdagangan Selasa (9/9). Emas sempat menyentuh posisi US$ 1.248,10 per ons troi. Ini merupakan level terendah sejak 6 Juni 2014. Rabu (10/9), emas berhasil rebound ke level US$ 1.257 per ons troi. Namun, tekanan masih membayangi harga emas.

Mengutip Bloomberg, kontrak emas pengiriman Desember 2014 di Commodity Exchange, Rabu (10/9) pukul 15.00 berada di level US$ 1.257,10 per ons troi. Harga naik 0,68% dibanding hari sebelumnya. Emas masih dirundung tekanan mengingat penguatan dollar yang terjadi belakangan ini. Bloomberg Dollar Index Spot naik ke level tertinggi dalam 14 bulan.

Beberapa data minggu ini mungkin menunjukkan kenaikan penjualan ritel AS bulan Agustus menuju level tertinggi dalam empat bulan. Di sisi lain merosotnya klaim pengangguran AS mingguan hingga periode 6 September kian mendukung ekspektasi pelaku pasar akan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Fed yang lebih cepat dari semula. The Fed telah memegang suku bunga acuan mendekati nol sejak 2008. Selanjutnya putusan kenaikan suku bunga ini akan dibahas pada pertemuan The Fed tanggal 16-17 September 2014.

“Minat investor masih lemah terhadap emas. Sebab, kekuatan dolar terus menyakiti emas. Harga mungkin akan rebound karena RSI sudah rendah,” ujar Xia Yingying, analis Nanhua Futures Co yang berbasis di Hangzhou.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures mengatakan, rebound emas pada Rabu (10/9) terjadi karena harga sudah turun terlalu dalam. Hal ini membuka peluang beli di harga murah (bargain hunting) bagi pelaku pasar.

Meski demikian, harga emas secara umum masih tertekan (bearish) karena penguatan dollar AS. Penguatan dollar ini dipicu oleh laporan riset Bank Sentral AS cabang San Fransisco yang menyebutkan bahwa pasar mungkin mengekspektasikan kenaikan suku bunga acuan yang lebih rendah dari ekspektasi kenaikan suku bunga acuan para anggota bank sentral sendiri. Selain itu, penguatan dollar juga didukung oleh pemangkasan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) dari 0,15% menjadi 0,05% pada pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×