kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,47   2,12   0.23%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan margin keuntungan membayangi saham perbankan


Senin, 16 Juli 2018 / 08:46 WIB
Tekanan margin keuntungan membayangi saham perbankan
ILUSTRASI. Deretan mesin ATM bank


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga BI 7-day reverse repo rate (7-DRR) demi menjaga stabilitas rupiah menimbulkan konsekuensi pada sektor perbankan. Tingkat BI 7-DRR yang sekarang sudah 5,25% berpotensi menggerus margin emiten perbankan.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya. Bank pelat merah ini memperkirakan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan mengarah ke 5,7% di akhir tahun ini. Saat ini, NIM bertengger di level 5,8%.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga tengah berupaya keras menjaga target NIM 4,5% bisa tercapai. Perlu diketahui, NIM BBTN di akhir 2017 ada di level 4,76%.

William Hartanto, analis Panin Sekuritas mengamini hal tersebut. "Risiko tertekannya NIM perbankan itu ada," ujar dia, Minggu (15/7).

Gilang Purnama, analis BCA Sekuritas, menuturkan, dia juga masih memberi rekomendasi netral atas industri perbankan. Tekanan NIM juga mendorong bank mengorbankan likuiditas. "Sektor perbankan akan berada pada masa yang berat karena likuiditas yang kemungkinan menjauhi level nyaman," jelas Gilang dalam riset 10 Juli.

Tentu saja, emiten perbankan tak berdiam diri. Mereka tetap atur strategi. Harapannya, emiten bisa menetralisir sentimen negatif yang muncul dari tekanan NIM.

Gilang menuturkan, salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan penyesuaian bunga simpanan. Penyesuaian bunga simpanan nanti akan mendorong harapan pertumbuhan kredit.

Penyesuaian bunga pinjaman kemungkinan dilakukan lebih dulu oleh bank kecil. "Setelah itu, bank besar mengikuti," imbuh Gilang.

Berbicara soal penyesuaian bunga pinjaman, Gilang menjagokan saham BMRI. Sebab, bank ini mampu menangkap permintaan kredit yang besar di semester satu tahun ini.

Oleh sebab itu, meski masih netral terhadap industrinya, namun dia masih mempertahankan rekomendasi buy atas saham BMRI, dengan target harga Rp 7.800 per saham. Target harga tersebut mencerminkan price to earning ratio (PER) 2018 sebesar 10 kali. Jumat lalu, BMRI ditutup di level Rp 6.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×