Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat pertumbuhan kinerja di kuartal I-2014. Di periode itu, UNTR membukukan laba bersih Rp 1,58 triliun atau naik 40% dibanding periode yang sama tahun 2013.
Laba UNTR naik, lantaran pendapatan emiten ini juga naik 12% menjadi Rp 13,9 triliun. Analis Mandiri Sekuritas, Hariyanto Wijaya mengatakan, pendapatan UNTR mencerminkan 25% dari proyeksi pendapatan selama 2014. Sedangkan, laba bersih mencerminkan 30% dari proyeksi laba bersih UNTR tahun ini.
Kinerja UNTR mendapat dukungan dari anak usaha yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan, PT Pama Persada Nusantara (PAMA). Hariyanto bilang, profitabilitas PAMA naik signifikan. Margin kotor PAMA mencapai 24% di kuartal I-2014, lebih tinggi dari kuartal I-2013 sebesar 16,7%.
Kata Hariyanto, margin melebar karena PAMA berhasil melakukan efisiensi biaya. Rupiah yang melemah juga mendukung margin PAMA.
Akibatnya, kontribusi laba PAMA naik menjadi 68,9% terhadap laba kotor UNTR di kuartal I-2014 dari sebelumnya 56,7%.
Analis Onix Sekuritas, Bagus Hananto dalam risetnya, 29 April 2014, menuliskan, bisnis jasa penambangan batubara dapat membuat margin laba kotor UNTR tahun ini menjadi 20,5%, lebih rendah dari margin laba kotor di kuartal I-2014 sebesar 24%. Ini bisa terjadi karena akan ada penyesuaian biaya mulai kuartal II-2014 ini.
Bagus mengatakan, sejatinya harga batubara dan penjualan alat berat UNTR masih menurun. Di kuartal I-2014, penjualan alat berat merek Komatsu menurun 4,8% menjadi 1.211 unit.
Untungnya, pendapatan dari suku cadang dan jasa UNTR bisa meningkat 16% menjadi Rp 1,4 triliun.
Hariyanto mengatakan, UNTR mampu meningkatkan penghasilan dari layanan purna jual. Di kuartal I-2014, layanan purna jual UNTR tumbuh 15%. Bisnis UNTR di bidang jasa pertambangan batubara UNTR juga mencatat pertumbuhan pendapatan 13,8% menjadi Rp 8,1 triliun.
Namun, bisnis pertambangan batubara UNTR merugi Rp 151 miliar, lebih tinggi kerugian di kuartal I tahun lalu senilai Rp 28 miliar. Hal ini disebabkan harga jual rata-rata alisa average selling price (ASP) batubara yang menurun. Di kuartal I-2014, ASP UNTR tercatat sebesar US$ 74,7 per ton.
Analis Kresna Graha Sekurindo, Devinna Kristanto dalam risetnya, 29 April 2014, menilai, penurunan harga batubara ini wajib diwaspadai. Sebab tren harga batubara acuan Newcastle terus menurun menjadi US$ 72,8 per ton di April 2014.
Hariyanto memperkirakan, pendapatan UNTR tahun inin bisa meningkat 17,6% menjadi Rp 60 triliun. Sedangkan, laba bersih UNTR bisa naik 29,16% menjadi Rp 6,2 triliun.
Sementara, Bagus memperkirakan, pendapatan UNTR tahun ini bisa mencapai Rp 55,8 triliun dengan laba bersih Rp 5,8 triliun. Dia pun merekomendasikan buy saham UNTR dengan target harga Rp 24.500 per saham.
Hariyanto merekomendasikan neutral saham UNTR dengan target harga Rp 23.000. Sedangkan, Devinna merekomendasikan hold saham UNTR dengan target harga Rp 21.000. Rabu (30/4), harga UNTR turun 0,91% ke Rp 21.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News