Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil keluar dari tekanan pada perdagangan Jumat (7/1). Maklum, empat hari sebelumnya, rupiah berturut-turut melemah.
Pada Jumat (7/1), rupiah di pasar spot berhasil menguat 0,28% dan ditutup di level Rp 14.351 per dolar Amerika Serikat (AS). Kendati begitu, dalam sepekan terakhir rupiah melemah 0,62%.
Sementara di kurs referensi Bank Indonesia (BI), hari ini rupiah berhasil ditutup di level Rp 14.360 per dolar AS atau menguat 0,25%. Sementara jika dihitung dalam sepekan, mata uang Garuda ini masih melemah 0,57%.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual meyakini, penguatan rupiah hari ini lebih dikarenakan faktor teknikal. Pasalnya, dalam jangka pendek, rupiah masih dibayangi pelemahan seiring tekanan sentimen eksternal.
Baca Juga: Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Pekan, Ini Sentimennya
Ia menjelaskan, sentimen eksternal inilah yang telah membuat rupiah melemah sepanjang pekan ini. Salah satu faktornya datang dari FOMC Minutes The Fed yang isinya hawkish.
Hal ini membuat pelaku pasar risk off dan menghindari aset berisiko. Di satu sisi, dolar AS pun jadi lebih perkasa di hadapan mata uang utama lainnya.
“Belum lagi, pernyataan dari para anggota The Fe yang menyebutkan bahwa The Fed akan segera naikkan suku bunga acuan AS. Hal ini semakin menambah sentimen negatif untuk aset berisiko,” jelas David kepada Kontan.co.id, Jumat (7/1).
Sentimen lain juga datang dari ketegangan geopolitik di Kazakhstan. David memaparkan, gejolak ini telah membuat harga minyak dunia mengalami penguatan lebih dari 6% sepanjang pekan ini.
Ketiga sentimen tadi disebut menjadi penyebab utama rupiah melemah dalam sepekan terakhir, serta pada beberapa hari awal di pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News