kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tekanan eksternal bikin penawaran masuk pada lelang SUN hari ini turun


Selasa, 19 Januari 2021 / 20:04 WIB
Tekanan eksternal bikin penawaran masuk pada lelang SUN hari ini turun
ILUSTRASI. Lelang SUN kedua tahun ini justru mencatatkan penurunan penawaran yang masuk, yakni Rp 55,29 triliun.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (19/1). Lelang SUN kedua di tahun ini justru mencatatkan penurunan jumlah penawaran yang masuk, yakni hanya sebesar Rp 55,29 triliun.

Jumlah tersebut turun cukup dalam jika dibandingkan lelang SUN dua pekan lalu yang mencapai Rp 97,17 triliun. Dari penawaran yang masuk, pemerintah juga menyerap sebanyak Rp 24,45 triliun.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf mengaku cukup terkejut dengan hasil lelang SUN kali ini. Pasalnya, dia melihat secara fundamental kondisi Indonesia sebenarnya masih cukup baik dan tidak ada perubahan berarti. Hanya saja, secara eksternal memang ada sentimen yang menimbulkan kekhawatiran investor.

“Terdapat kabar dari petinggi bank sentral AS yang menyatakan ada kemungkinan tapering lebih cepat dari perkiraan, yakni pada awal 2022 sudah dibicarakan. Hal ini bermula dari kemungkinan AS bisa mencapai herd immunity lebih cepat sering jumlah kasus yang terus tumbuh ekstrem,” kata Dimas kepada Kontan.co.id, Selasa (19/1).

Baca Juga: Utang pemerintah tembus Rp 6.000 triliun, rasio terhadap PDB naik ke 38,68%

Jika herd immunity di AS terjadi lebih cepat, artinya proses pemulihan dan aktivitas ekonomi juga bisa berjalan lebih cepat. Hal tersebut pada akhirnya memicu kenaikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Dus, Dimas berkaca secara historis ketika inflasi sudah naik sesuai target, ada kemungkinan pemerintah AS akan melakukan tapering

Ketidakpastian mengenai adanya percepatan tapering ini lah yang membuat kondisi pasar global cenderung tidak kondusif. Dengan ketidakpastian yang meningkat, investor pun memilih wait and see sembari menunggu kejelasan dari situasi tersebut. 

Dimas melihat, porsi investor asing pada lelang SUN kali ini juga cenderung minim. Padahal, biasanya ketika terjadi koreksi pada yield seperti saat ini, investor asing cenderung masuk lebih banyak dari biasanya. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada lelang kali ini. Menurutnya, hal ini dipicu oleh ketidakpastian yang telah dia sebutkan tadi.

Baca Juga: Pemerintah menyerap dana Rp 24,45 triliun pada lelang SUN Selasa (19/1)

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto juga melihat pada lelang kali ini investor domestik lebih mendominasi. Sementara terkait jumlahnya yang turun, ini seiring dengan kasus positif virus corona di dalam negeri yang masih tinggi, bahkan kerap kali menembus rekor baru.

“Jadi memang sedikit ada kekhawatiran di pelaku pasar. Apalagi, investor asing kan dalam sepekan kemarin malah keluar dari kepemilikan SBN sekitar Rp 5 triliun. Sementara di secondary market, yield juga sudah tertekan dalam beberapa waktu terakhir, jadi hasil ini cukup wajar,” pungkas Ramdhan.

Baca Juga: Catat jadwal penerbitan enam SBN ritel tahun ini, paling dekat ORI019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×