Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan dari dalam negeri tampaknya menjadi penyebab utama pelemahan rupiah sepekan ini. Kasus baru virus corona Indonesia yang terus mencatat rekor baru menjadi penyebab utama pelemahan rupiah.
Jumat (4/9), kurs rupiah spot berada di Rp 14.750 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,19%. Dalam sepekan, kurs rupiah masih melemah 0,81% dari posisi Rp 14.632 per dolar AS.
Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) hari ini pun menguat 0,17% ke level Rp 14.792 per dolar AS. Dalam sepekan, kurs Jisdor masih tercatat melemah 0,61% dari posisi Rp 14.702 per dolar AS pekan lalu.
Baca Juga: Penguatan rupiah Jumat belum mampu menopang kurs sepekan, ini sebabnya
Pelemahan rupiah yang terjadi sepekan terakhir ini terjadi karena rupiah melemah dalam tiga hari perdagangan berturut-turut pada Selasa-Kamis. "Data yang kami dapat, kemarin (3/9) kembali terjadi lonjakan kasus, ini terlihat paling parah sejak awal kasus pertama ditemukan," kata Research & Development ICDX Nikolas Prasetia kepada Kontan.co.id, Jumat (3/9).
Melihat kondisi tersebut, tentunya akan menambah tingkat kekhawatiran di masyarakat dan mengganggu kinerja ekonomi global. "Apalagi, penerapan PSBB lagi akan berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia. Sementara jika tidak diterapkan PSBB, maka kasus nasional akan bertambah banyak," jelas Niko.
Baca Juga: IHSG turun 2% dalam sepekan, berikut penyebabnya
Di sisi lain, data AS yang tampak positif turut memberatkan langkah rupiah. Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, perbaikan data ekonomi AS menjadi salah satu penyebab tekanan kurs rupiah. "Pelemahan didorong capital outflow dan ekspektasi data ekonomi AS yang mulai membaik," kata Reny kepada Kontan.co.id, Jumat (4/9).
Rilis data ekonomi AS jelang akhir pekan akan menggerakkan rupiah pada pekan depan. "Sebenarnya (pelemahan) technical correction juga. Seharusnya, dalam jangka pendek bisa menguat kembali," ujar Reny.
Selanjutnya: BI prediksi terjadi lagi deflasi 0,01% pada bulan September 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News