Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bursa Asia dibuka melemah pada transaksi hari ini (20/1). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.06 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,7%. Indeks acuan di kawasan regional ini sudah melorot 9,8% di sepanjang 2016. Penurunan tersebut melampaui tekanan yang terjadi pada indeks MSCI global yang tergerus 8,8% pada periode yang sama.
Sementara itu, indeks Topix Jepang tergerus 1,2%. Adapun sektor pertambangan dan energi mencatatkan penurunan terdalam. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia bergerak di dua zona setelah sebelumnya naik 0,6%.
Di Seoul, indeks Kospi Korea Selatan tergerus 1%. Sementara, indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru berhasil naik 0,3%.
Analis menilai, penurunan bursa Asia pagi ini dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang jatuh ke level US$ 28 per barel. Harga minyak berada di level terendah dalam 12 tahun terakhir sebelum dirilisnya data mingguan cadangan minyak AS.
Namun, sejumlah analis memprediksi, data cadangan minyak AS yang akan dirilis oleh Energy Information Administration akan menunjukkan kenaikan sebesar 2,75 juta barel pada pekan lalu.
Sentimen lainnya adalah pernyataan Badan Moneter Internasional (IMF) yang kembali menekankan kecemasan mereka terhadap perekonomian global.
"Kita terus melihat adanya perang sengit antara sentimen kecemasan dengan indikator teknikal yang menunjukkan penurunan yang terjadi sudah terlampau besar," jelas Chihiro Ohta, general manager of investment information SMBC Nikko Securities Inc di Tokyo.
Dia menambahkan, salah satu akar permasalahan dari aksi jual pada tahun ini adalah ketidakseimbangan tingkat suplai dan permintaan minyak, sehingga harga minyak tergerus cukup dalam. "Pasar saham ikut tertatih-tatih," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News