Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan bagi nilai tukar rupiah masih terasa berat hingga pekan depan. Jumat (17/5), rupiah spot menguat tipis 0,01% atau berada di level Rp 14.450 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah melemah 0,86% dari penutupan perdagangan pekan lalu di level Rp 14.327 per dollar AS.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan posisi rupiah di level Rp 14.469 per dollar AS, melemah 0,07% di akhir pekan ini. Dalam sepekan, kurs tengah BI melemah 0,85%.
Direktur Utama Garuda Berjangka, Ibrahim menilai, sejak AS menaikkan tarif impor atas barang China sebanyak 25%, ekonomi China jadi terancam meski China balik menyerang.
Sementara data kepemilikan US Treasury oleh asing pada bulan Maret yang dirilis oleh Departemen Keuangan AS, pada Kamis (16/5) menunjukkan bahwa China melepas US$ 20,5 miliar surat utang pemerintah AS. Pada akhir Maret, China masih menjadi pemegang terbesar obligasi pemerintah AS senilai US$ 1,12 triliun.
Tapi, rilis data ekonomi AS membuat the greenback semakin kuat. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa konstruksi rumah baru naik hampir 6% di bulan April. Pembangunan hunian baru periode April 2019 mencapai 1,24 juta unit, lebih tinggi daripada prediksi sejumlah 1,21 juta unit. Kemudian, klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada tanggal 11 Mei diumumkan sebanyak 212.000, lebih baik dari konsensus yang sebanyak 220.000.
Ibrahim mengatakan dengan data ekonomi AS yang positif, kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga acuan menjadi berkurang.
Dari dalam negeri, BI mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 6%. BI pun merevisi proyeksinya atas defisit transaksi berjalan menjadi 2,5%-3% dari PDB dari yang sebelumnya 2,5% dari PDB. “Perlambatan ekonomi global hingga perang dagang menjadi faktor yang memaksa BI merevisi proyeksi CAD untuk tahun 2019,” ucap Ibrahim.
Ibrahim memprediksi dalam perdagangan pekan depan rupiah bakal bergerak di level Rp 14.390-Rp 14.470 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News