Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 4,5 triliun kepada pemegang saham. Jika dibandingkan dengan total laba bersih per 2019 yang mencapai Rp 11,3 triliun, maka rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR) UNTR sebesar 39,8%. Adapun dividen per saham UNTR tahun 2019 mencapai Rp 1.213 per saham.
Hanya saja, jumlah ini sudah termasuk dividen interim sebesar Rp 408 per saham dengan total seluruhnya berjumlah Rp1,5 triliun yang telah dibayarkan pada tanggal 23 Oktober 2019 silam.
Sehingga sisanya sebesar Rp 805 (Rp 3 triliun) akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal 23 Juni 2020 pukul 16.00 WIB dan akan dibayarkan kepada pemegang saham perseroan pada tanggal 3 Juli 2020 mendatang.
Pada perdagangan hari ini, saham UNTR ditutup melemah 4,5% ke level Rp 16.450. Dengan demikian, maka estimasi yield dividen UNTR sebesar 4,89%.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) memproyeksikan alokasi capex tahun ini akan lebih rendah
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan mengatakan, rasio dividen UNTR tahun ini masih konsisten seperti tahun-tahun sebelumnya. UNTR selalu membagikan dividen dengan porsi sekitar 40%.
Meilki menilai, pembagian dividen ini bisa menjadi peneguh iman investor lama untuk tetap mempertahankan kepemilikannya di saham UNTR. Meilki juga menilai pembagian dividen ini tentu menarik bagi investor baru untuk masuk ke saham entitas Grup Astra ini.
“Kalau untuk pengaruhnya ke pergerakan harga saham, mungkin sentimen dividen ini bisa menaikkan harga saham UNTR tetapi hanya untuk jangka pendek,” ujar Meilki kepada Kontan.co.id, Kamis (11/6). Meilki masih mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk saham UNTR, namun dengan target harga yang lebih rendah, yakni Rp 19.000 (dari sebelumnya Rp 20.000).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) membagikan dividen hingga Rp 4,5 triliun
Sebagai gambaran, UNTR mengempit laba bersih sebesar Rp 11,3 triliun pada 2019. Jika dikurangi dengan jatah dividen, maka masih ada sisa laba bersih sekitar Rp 6,8 triliun. Adapun sisa laba ini akan dibukukan sebagai laba ditahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News