Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sebagai cara memuluskan pertumbuhan anorganiknya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau private placement. TBIG akan menerbitkan 479 juta saham baru atau setara 10% modal ditempatkan dan disetor penuhnya.
Nah, private placement TBIG bernilai Rp 3,95 triliun. Saham TBIG dieksekusi di harga Rp 8.253.
"Ini merupakan harga rata-rata 25 hari sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)," ungkap Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso, pada paparan publik, Senin (22/12).
Nantinya, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) akan menyerap 290 juta atau 5,7% private placement TBIG tersebut. Kemudian, saham TBIG akan ditukar dengan 49% saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
Setelah pertukaran saham tahap pertama tersebut, TBIG akan memegang kendali manajemen dan mengkonsolidasikan Mitratel dalam laporan keuangan. Setelah itu, TBIG akan membayar maksimum Rp 1,74 triliun apabila Mitratel dapat mencapai target tertentu yang telah disetujui.
Helmy mengungkapkan, salah satu yang tercantum dalam perjanjian tersebut adalah rasio kolokasi. Maklum, rasio tenansi Mitratel hanya 1,2x. Sedangkan, rasio tenansi TBIG 1,7x. Ia menyadari bahwa setelah akuisisi ini, rasio kolokasi konsolidasian TBIG akan menurun sementara.
Tapi nantinya, TBIG akan menggenjot rasio kolokasi tersebut. Caranya adalah dengan langsung menawarkan kepada para operator untuk menggunakan menara Mitratel.
Apabila target yang dijanjikan terpenuhi, TLKM memiliki opsi untuk melakukan penukaran saham lagi dengan Mitratel dalam 2 tahun mendatang. Sehingga totalnya, TLKM dapat memegang 13,7% TBIG. Caranya, TLKM akan menyerap sisa 4,3% private placement TBIG dan 3,7% lagi akan dilakukan dengan opsi lain. Kemudian, TBIG akan mencaplok sisa 51% Mitratel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
TBIG refinancing utang US$ 1,3 miliar
