kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

TBIG mengembangkan bisnis serat optik fiber


Kamis, 06 Desember 2012 / 07:00 WIB
TBIG mengembangkan bisnis serat optik fiber
ILUSTRASI. Promo code Pokemon GO yang masih aktif September 2021, yuk klaim sekarang juga!


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk berencana mediversifikasi bisnis. Emiten berkode TBIG ini akan masuk bisnis serat optik (fiber optic). Hardi Wijaya Liong, Wakil Presiden Direktur TBIG, mengatakan, diversifikasi usaha itu bertujuan untuk mendukung bisnis menara yang sudah ditekuni saat ini.

"Sekarang masih tahap evaluasi, kami belum bisa pastikan kapan akan mulai," ujar dia kepada KONTAN, belum lama ini. Hardi menambahkan, saat ini, TBIG memang sedang mengevaluasi sejumlah bisnis yang bergerak di sektor infrastruktur untuk menunjang bisnis menara. Dengan cara itu, TBIG berharap, pendapatan mereka bisa ikut terdongkrak.

Hardi belum bisa menaksir biaya pengembangan bisnis di luar menara itu. Ya jelas, TBIG sudah menyiapkan amunisi untuk mendanai bisnis baru tersebut. TBIG masih memiliki fasilitas pinjaman sekitar US$ 1,19 miliar. Itu adalah bagian dari program pinjaman yang nilainya mencapai US$ 2 miliar dari sejumlah kreditur seperti OCBC, UOB, Credit Agricole, ANZ, ICBC Indonesia, dan BNP Paribas.

Helmy Yusman Santoso, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan TBIG mengatakan, hingga saat ini, TBIG sudah mencairkan dana pinjaman senilai US$ 808 juta. Pinjaman itu terbagi dalam lima seri. Seri I senilai US$ 300 juta, seri II sebesar US$ 50 juta dan seri III sebesar US$ 200 juta. Selanjutnya, seri IV dan V masing-masing senilai US$ 132 juta dan US$ 126 juta.

Persaingan ketat Selain diversifikasi bisnis, TBIG berencana pula mengakuisisi menara. Saat ini, mereka sedang menunggu tawaran dari para operator telekomunikasi. "Biasanya kan mereka dulu yang menawarkan," kata Hardi.

Kabar yang beredar, TBIG ingin mengakuisisi 4.000 menara milik PT Indosat Tbk. Tetapi, belakangan diketahui realisasi transaksi hanya sebanyak 2.500 menara dengan nilai transaksi mencapai US$ 406 juta. Saat ini, Indosat masih memiliki 7.500 menara dan 19.000 base transceiver station (BTS). Selain Indosat, PT XL Axiata Tbk (EXCL) pun memiliki rencana melego 8.000 menara.

Para analis yang dihubungi KONTAN melihat, rencana diversifikasi Tower Bersama cukup positif bagi kinerja mereka. Namun, Akhmad Nurcahyadi, analis BNI Securities masih belum bisa menghitung berapa kontribusi dari hasil di bisnis fiber optic. "Hal yang perlu diingat dari bisnis ini adalah persaingan bisnis yang ketat," ujar dia. Pasalnya, bisnis fiber optic biasanya sudah ada di tangan para provider telekomunikasi. "Dari sisi bisnis memang cukup bagus sebab ini menjadi pelengkap dari profil bisnis TBIG," ujar Akhmad.

Namun, pangsa pasar dari bisnis ini sudah sangat padat. Selama ada pelanggan yang bersedia, Akhmad menduga, bisnis fiber optic ini cukup menarik bagi TBIG. Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities pun sepakat. Dia juga melihat, saham TBIG masih layak untuk dikoleksi meski sepanjang tahun ini sudah naik lebih dari dua kali lipat.

Dia memperkirakan di tahun depan, harga saham TBIG juga akan melenggang seperti tahun ini. Reza menargetkan, saham TBIG bisa ke Rp 8.000 per saham. Rabu (5/12) saham TBIG turun 0,84% ke level Rp 5.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×