Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel dengan seri ST006. Penawaran seri ST006 dimulai 1 November 2019 hingga 21 November 2019. Seri ST006 ini juga tidak bisa diperdagangkan dan dicairkan hingga jatuh tempo kecuali pada periode early redemption.
Dalam penawaran kali ini, ST006 memiliki nilai kupon minimal sebesar suku bunga acuan Bank Indonesia ditambah dengan spread sebesar 175 basis poin (bps). Dengan suku bunga acuan BI saat ini yang sebesar 5,00%, maka total nilai kupon minimal yang ditawarkan ialah 6,75%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai kupon yang ditawarkan oleh ST006 ini masih menarik. Menurutnya, tingkat kupon yang ditawarkan seri ini cenderung lebih atraktif dibandingkan seri sebelumnya ST005.
Baca Juga: Imbal Hasil ST006 Diramal Lebih Mini
Pada seri sebelumnya, nilai spread yang ditawarkan hanya 165 bps. “Selain itu mempertimbangkan suku bunga deposito 12 bulan saat ini yang tren nya menurun hingga rentang 6,25%-6,50%, investasi ST006 relatif lebih menarik,” tambah Josua.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto juga bilang kupon ST006 ini masih menarik. Ia bilang dengan kupon minimal sebesar 6,75% masih bisa menjadi instrumen ritel alternatif saat ini dikarenakan rate deposito yang masih akan turun mengikuti suku bunga acuan BI yang juga masih berpeluang turun.
“Tapi produk ini harus bersaing dengan produk-produk lain di pasar, seperti deposito, reksadana proteksi an yang lainnya,” ujar Ramdhan.
Senior Vice President Recapital Asset Management Rio Ariansyah juga mengatakan nilai kupon minimal ST006 ini masih menarik. Sebelumnya, Rio memprediksi kupon minimal ST006 bisa diberikan minimal 7%.
Ia lalu bilang dengan nilai kupon 6,75% sudah cukup bagus yang disesuaikan dengan suku bunga BI saat ini. Selain itu, ia juga bilang nilai kupon minimal tersebut lebih mumpuni dibandingkan yield SUN tenor 10 tahun yang saat ini 6,41%. “Semuanya yang seri ritel itu apakah menarik atau nggak memang harus tetap dibandingkan dengan yield seri acuan FR0077 (10 tahun),” jelas Rio.
Ketiganya juga sepakat bahwa kupon nilai minimal 6,75% ini masih sangat baik dikarenakan juga suku bunga acuan BI yang terus mengalami tren penurunan. Mereka menilai peluang untuk suku bunga BI naik hingga tahun depan masih sangat kecil.
Hal ini dikarenakan perlambatan ekonomi global yang masih terjadi hingga tahun depan dan laju pertumbuhan ekonomi domestik masih tertahan. “Potensi turun malah masih ada dan minimal tetep seperti sekarang 5% hingga setidaknya sampai semester I-2020,” ujar Ramdhan.
Penawaran SBSN seri ST006 juga masih akan dilakukan secara online sama seperti SBN ritel sebelumnya. Setidaknya ada 23 mitra distribusi yang telah ditetapkan untuk melayani pembelian seri ini secara langsung melalui layanan online.
Direktur Konsumer BRI Handayani menyampaikan bahwa seri ST006 ini hampir sama seperti ORI016 yaitu imbal hasil yang cukup menarik meskipun ada penurunan suku bunga acuan. Hanya saja, ia menyampaikan bahwa imbal hasil ini akan sedikit berpengaruh pada investor pemula.
“Hanya untuk investor pemula akan sedikit terpengaruh dengan penurunan yag terus berlanjut untuk Seri ST 06 yang akan launching ini,” ujar Handayani.
Ia menilai ST006 ini juga memiliki imbal hasil yang masih menarik dan sesuai dengan profil nasabah BRI yang masih dominan mengejar return pasti dan berkala. Oleh karena itu, BRI menargetkan minimal bisa menjual sebanyak Rp 100 miliar.
Baca Juga: Meski Beri Kupon Tipis, ST-006 Masih Menarik Dikoleksi
Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas juga bilang imbal hasil yang diberikan oleh ST006 ini lebih tinggi dibandingkan potensi imbal hasil reksadana pasar uang yang memiliki profil sama dengan ST006 ke depannya. Ia juga menyampaikan bank Mandiri berencana menjual seri ini sekitar Rp 600 miliar.
Analis BNI Sekuritas Ariawan juga menyampaikan bahwa dengan kupon minimal 6,75%, jumlah investor akan cukup banyak. Menurutnya, dengan tax sebesar 15%, net kupon yang didapat dari ST006 masih sekitar 5,7% dan lebih tinggi dari net bunga deposito.
Ia bilang investor potensial bagi ST006 ini adalah investor loyalis yang sebelumnya sudah pernah membeli SBN ritel. “Meskipun tidak menutup kemungkinan juga ada investor baru terutama dari generasi milenial untuk ST006 ini,” pungkas Ariawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News