Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menargetkan produksi batubara tahun 2021 mencapai 52 juta ton-54 juta ton. Volume ini diperkirakan akan tetap sama atau sedikit menurun dari realisasi produksi batubara tahun lalu yang mencapai 54,53 juta ton.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, dengan ekspektasi harga batubara rata-rata di kisaran US$ 70 per ton dan target rasio pengupasan (stripping ratio) sebesar 4,8 kali, EBITDA operasional ADRO diekspektasikan mencapai US$ 750 juta–US$ 900 juta untuk tahun 2021.
Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas mengasumsikan EBITDA ADRO untuk tahun 2021 berada di kisaran US$ 984 juta, sedikit lebih tinggi dari target yang dipasang perusahaan. Target ini dengan mengasumsikan proyeksi produksi batubara sebesar 55 juta ton dengan stripping ratio lebih rendah, yakni di level 4,5 kali.
ADRO melaporkan penurunan produksi batubara sebesar 2,8% secara kuartalan menjadi 13,4 juta ton pada kuartal keempat tahun lalu. Hal ini terutama disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung dengan curah hujan yang tinggi sejak November 2020.
Baca Juga: Pulihnya harga batubara memoles prospek Adaro Energy (ADRO) pada tahun ini
Akibatnya, produksi batubara turun sebesar 6,0% secara year-on-year (yoy) menjadi 54,5 juta ton pada tahun 2020 dengan stripping ratio yang lebih rendah menjadi 3,8 kali (berbanding stripping ratio pada 2019 sebesar 4,7x). “Meskipun demikian, realisasi ini sedikit lebih baik dari target perusahaan sebesar 52 juta ton-54 juta ton, dan (lebih baik dari) perkiraan kami sebesar 53 juta ton,” tulis Stefanus dalam riset, Rabu (17/2).
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli ADRO dengan target harga Rp 1.800 per saham. Stefanus memperkirakan, pemulihan ekonomi global akan mendorong permintaan batubara dan meningkatkan harga batubara pada tahun 2021.
Di sisi lain, risiko utama rekomendasi ini adalah harga batubara yang cenderung terkoreksi pasca perayaan tahun baru Imlek setelah adanya restocking batubara selama musim dingin. Pada Rabu (17/2), harga saham ADRO melemah 2,48% ke level Rp 1.180 per saham.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) menargetkan produksi 54 juta ton batubara tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News