Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana memproyeksikan tren pertumbuhan asset under management (AUM) industri reksadana akan berlanjut.
Faktor utama yang mendukung pertumbuhan AUM reksadana adalah jumlah investor reksadana yang terus bertumbuh. Wawan mengatakan jumlah investor reksadana hingga November mencapai 7,1 juta investor.
Sementara di Oktober sebesar 6 juta investor. "Tumbuh satu juta investor dalam sebulan itu luar biasa dan menyumbang banyak kepada pertumbuhan AUM reksadana," kata Wawan, Kamis (9/12). Sekadar informasi, dari 60% jumlah investor reksadana tersebut berusia di bawah 30 tahun.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi juga optimistis pertumbuhan AUM reksadana saham akan terus tumbuh seiring fundamental ekonomi Indonesia kuat dan pandemi Covid-19 yang mulai terkendali.
Baca Juga: IHSG terkoreksi, AUM Industri reksadana tumbuh karena aksi beli
Para pelaku bisnis yang akan kembali investasi secara bertahap juga mencerminkan akan adanya pertumbuhan kredit yang meningkat 2% year on year. Ketika laju pertumbuhan kredit semakin positif, maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin baik ke depannya.
Reza memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 dalam kisaran 4,5-5%, tingkat inflasi di 2,2-3,3%, dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp 14.100-14.700.
Wawan juga optimistis meski di tahun depan pasar modal akan terhadang tantangan kenaikan suku bunga, terutama di pasar obligasi, pertumbuhan AUM di reksadana berbasis obligasi tidak akan terhenti.
Wawan memproyeksikan jika kenaikan suku bunga dilakukan secara perlahan atawa tidak ekstrem, maka penurunan kinerja di reksadana berbasis obligasi akan cenderung terbatas. "Pertumbuhan ekonomi tetap faktor utama yang akan membuat kinerja pasar modal membaik," kata Wawan.
Pada akhir tahun ini, Wawan memproyeksikan industri reksadana tumbuh ke Rp 540 triliun. Sementara target pertumbuhan AUM reksadana di 2022 sebesar Rp 600 triliun dengan jumlah investor mencapai 10 juta investor.
Berdasarkan data Infovesta Utama, total AUM industri reksadana yang tidak termasuk reksadana penyertaan terbatas tumbuh 0,72% month on month (mom) di November menjadi Rp 537,92 triliun. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di periode yang sama unit penyertaan yang beredar juga naik 1,37%.
Pertumbuhan dana kelolaan tertinggi dicatatkan reksadana indeks sebesar 5,73% mom menjadi Rp 914,6 triliun. Kompak, AUM reksadana saham naik 1,63% mom menjadi Rp 124,92 triliun.
Baca Juga: Reksadana masih jadi instrumen investasi paling diminati bagi industri asuransi jiwa
Namun, kenaikan AUM di reksadana indeks dan saham tidak diikuti oleh reksadana exchange traded fund (ETF). AUM reksadana tersebut turun paling dalam 4,98% mom menjadi Rp 14,27 triliun.
Tercatat AUM reksadana pendapatan tetap tumbuh 1,31% mom menjadi Rp 143,22 triliun. Kompak, AUM reksadana terproteksi juga tumbuh 13,8% mom menjadi Rp 97,9 triliun.
Sedangkan, dana kelolaan reksadana pasar uang melemah tipis 0,62% mom menjadi Rp 106,32 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News