Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Edy Can
JAKARTA. Target kinerja yang dibuat manajemen PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) ternyata jauh lebih rendah dari yang diproyeksikan. Gara-gara itu otoritas pasar modal menagih janji yang pernah dibuat oleh anak usaha Bakrie itu.
Ceritanya, ketika penawaran umum saham perdana pada 2010 lalu, manajamen BRMS memproyeksikan pendapatannya pada 2013 bisa mencapai Rp 10 triliun. Ternyata, pendapatan BRMS hanya mencapai US$ 19,62 juta atau setara dengan Rp 239,22 miliar (kurs per 31 Desember 2013 US$ = Rp 12.189). Nilai pendapatan 2013 itu bahkan merosot dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 22,21 juta.
Sekretaris BRMS Muhammad Sulthon mengatakan, rendahnya pendapatan itu lantaran realisasi penghasilan bersih PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) lebih kecil dari yang diproyeksikan. Seperti diketahui, NNT merupakan sumber pundi-pundi utama BRMS hingga saat ini.
Investasi BRMS pada PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dilakukan melalui anak usaha perseroan, PT Multi Daerah Bersaing (MDB). Saham BRMS di MDB sebesar 75%. Sedangkan, MDB menguasai 24% saham NTT. Dengan demikian, secara tidak langsung, BRMS mengempit 18% saham NNT.
Sebenarnya, ada satu lagi anak usaha perseroan yang juga berkontribusi terhadap kinerja BRMS. Anak perusahaan itu adalah Bumi Resources Japan Company Limited yang bekerjasama dengan Mitsubishi Corporation RtM Japan Ltd untuk memasarkan batubara yang diproduksi PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News