Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Riset berjudul Indonesia Palm Oil milik DBS Asian Insight menunjukkan bahwa permintaan minyak kelapa sawit di dalam negeri diperkirakan meningkat rata-rata 5,75% per tahun selama tahun 2020-2025 atau mencapai 15,55 juta ton pada tahun 2025. Ini didorong oleh peningkatan permintaan untuk kebutuhan oleopangan, oleokimia dan biodiesel.
Penggunaan 30% komposisi minyak sawit pada solar atau kerap disebut B30 juga merupakan mandatory dan telah diterapkan oleh pemerintah sejak awal 2020. Hal ini turut mendorong permintaan kelapa sawit dalam negeri. Apalagi, pemerintah juga terus menggulirkan wacana penerapan B100.
Peluang tersebutlah yang ingin dikeruk oleh PT Pradiksi Gunatama Tbk, perusahaan yang menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit mulai dari kegiatan pengolahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Emiten berkode saham PGUN ini memiliki produk utama minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak kelapa sawit inti mentah atau crude palm kernel oil (CPKO) alias minyak kernel.
Baca Juga: Melantai empat hari dengan kenaikan 182%, saham Pradiksi Gunatama (PGUN) masuk UMA
Saat ini Pradiksi Gunatama memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 22.586 hektar (ha) berlokasi di Paser, Kalimantan Timur dengan area tanam seluas 12.869 ha. Adapun tanaman yang telah menghasilkan seluas 11.669 ha dan tanaman yang belum menghasilkan seluas 1.200 ha. Kemudian luas area tanam milik Pradiksi Gunatama yang masih dapat dikembangkan seluas 5.993 ha sedangkan sisanya yaitu 3.725 ha tidak dapat ditanam.
Selain itu, Pradiksi Gunatama memiliki pabrik kelapa sawit yang beroperasi sejak Agustus 2019 dengan kapasitas 60 ton per jam dan masih dapat ditingkatkan menjadi 90 ton per jam atau setara sekitar 100.000 ton per tahun.
“Pabrik CPO dan kernel milik perusahaan saat ini baru berumur satu tahun, mulai dari bulan Agustus 2019 dan penjualan perdana produk CPO baru mulai di bulan September 2019,” jelas Direktur Pradiksi Gunatama Tamlikho.
Baca Juga: Pradiksi Gunatama (PGUN) raup Rp 103,5 miliar dari IPO, berikut rincian penggunaannya