kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tantangan bisnis KRAS sekeras besi baja


Jumat, 28 Agustus 2015 / 11:28 WIB
Tantangan bisnis KRAS sekeras besi baja


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih terseok-seok. Prospek bisnis KRAS, yang pada 31 Agustus nanti genap berusia 45 tahun ini, diprediksi masih suram sepanjang 2015. Di awal tahun ini, KRAS mencatatkan kinerja mengecewakan.

Pada kuartal I 2015, pendapatan produsen baja pelat merah ini menyusut 23,39% year on year (yoy) menjadi US$ 352,02 juta. Di periode yang sama, KRAS menderita kerugian senilai US$ 42,28 juta. Angka kerugian ini menurun 8,94% dibandingkan kerugian di kuartal pertama tahun lalu.

Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto menilai, kinerja KRAS tidak sesuai harapan dia. Nilai kerugian KRAS seharusnya dapat berkurang signifikan pasca rampungnya pembangunan pabrik baja perusahaan terafiliasi, yaitu PT Krakatau Posco pada tahun lalu.

Krakatau Posco malah menyumbang kerugian US$ 71,6 juta dari total kerugian KRAS sepanjang 2014 yang sebesar US$ 156,9 juta. KRAS memiliki 30% saham Krakatu Posco.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menilai, belum membaiknya harga jual baja di pasar global juga memberatkan kinerja KRAS. Lesunya permintaan mengakibatkan pasokan baja berlebih. Niat pemerintah melindungi industri baja lokal dengan menaikkan tarif bea masuk impor untuk produk baja, dapat menjadi katalis positif bagi penjualan baja KRAS.

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, menilai, beleid baru itu bisa mengerek daya saing produk KRAS terhadap baja impor. Pembeli lokal dapat melirik produk KRAS yang kualitasnya lebih baik daripada produk impor dari Tiongkok.

“Harga mungkin beda tipis. Tapi dengan kualitas yang lebih baik, konsumen mungkin melirik produk KRAS,” jelas Kiswoyo. Sementara David menilai positif aturan baru tersebut. Namun, dia masih ragu manajemen KRAS dapat memanfaatkan momentum dari katalis positif tersebut.

Reza bilang, untuk memenangi persaingan dengan baja impor, KRAS harus membuat produk berkualitas dan harga jual lebih kompetitif. Sementara, meski pemerintah mengeluarkan fatwa wajib menggunakan baja KRAS untuk proyek infrastruktur, Reza menilai hal ini belum sepenuhnya dapat menggenjot penjualan KRAS. Menurut dia, hal itu tergantung seberapa besar KRAS meraup pangsa pasar dalam proyek itu.

Pelemahan nilai tukar rupiah juga menjadi tantangan besar bagi perseroan pada tahun ini. Hal itu lantaran bahan baku KRAS sebagian masih impor, sehingga biaya produksi terus terkerek. Kiswoyo menilai, tahun ini masih berat bagi KRAS. Sebab, mesin produksi emiten ini sudah tua dan tidak efisien.

Di sisi lain, KRAS masih mengandalkan pendapatan dari anak usahanya yang mempunyai mesin lebih efisien. Reza memprediksi, tahun ini kinerja KRAS melambat dan masih menderita kerugian. Sebabnya, volume penjualan diprediksi seret. Reza menyarankan hold KRAS dengan target Rp 365 per saham.

Kiswoyo merekomendasikan hold dengan harga wajar Rp 350. Adapun Analis Bahana Securities Bob Setiadi merekomendasikan reduce dengan target Rp 350. Kemarin, harga saham KRAS menguat 3,09% menjadi Rp 334,09 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×