Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tengah didera dengan berbagai kasus, seperti kasus suap yang menjerat petingginya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tetap mencatatkan kenaikan kinerja pada kuartal III-2018. Perusahaan ini juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan dekonsolidasi atas anak usahanya yang bertanggungjawab atas proyek Meikarta.
"Per kuartal kedua 2018, proyek Meikarta telah didekonsolidasi dari Lippo Cikarang. Oleh karena itu, Lippo Karawaci juga telah mendekonsolidasikan Meikarta." Kata Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya dalam siaran media yang diterima KONTAN, Jumat (2/11).
Sejauh ini, pra-penjualan atau marketing sales LPKR selama sembilan bulan tahun 2018 mencapai Rp 1,13 triliun. Angka ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 521 miliar tanpa pra-penjualan Meikarta.
Pendapatan perseroan sebesar Rp 8,6 triliun, meningkat 15% YoY sementara itu EBITDA sebesar Rp 2,2 triliun, tumbuh 28% YoY dibandingkan periodeyang sama tahun lalu. Laba Bersih sebesar Rp 470 miliar, menurun 25% YoY dibandingkan hasil sembilan bulan tahun 2017, terutama disebabkan oleh rugi selisih kurs yang belum terealisasi sebesar Rp 1,35 triliun.
Pendapatan berulang (reccuring income) LPKR mencatatkan sebesar 12% YoY menjadi Rp 5,8 triliun atau sebesar 67% dari total pendapatan konsolidasi untuk periode sembilan bulan tahun 2018.
Pendapatan divisi usaha Residential & Urban Development meningkat sebesar 23% secara YoY menjadi Rp 2,8 triliun dari Rp 2,3 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Urban Development sebesar 62% YoY menjadi Rp 2,1 triliun.
Sementara anak usaha LPKR lainnya yakni PT Siloam Hospitals International Tbk (“SILO”) melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13% YoY menjadi Rp 4,4 triliun. Penerimaan pasien rawat inap naik sebesar 11% YoY, sementara kunjungan rawat jalan tumbuh sebesar 11% YoY.
Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, sedikit meningkat sebesar 5% YoY menjadi Rp 576 miliar terutama karena penurunan pendapatan divisi Mal Ritel sebesar 12% YoY menjadi Rp 250 miliar. Sementara itu, pendapatan Hotels meningkat sebesar 23% YoY menjadi Rp 326 miliar.
Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 14% YoY menjadi Rp 809 miliar terutama disebabkan oleh berkembangnya aset yang dikelola.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News