kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tanggapan analis atas penilaian Morgan Stanley terkait pasar saham Indonesia


Minggu, 04 November 2018 / 22:49 WIB
Tanggapan analis atas penilaian Morgan Stanley terkait pasar saham Indonesia
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley memberi rekomendasi overweight ke Indonesia. Artinya, house ini menyarankan ke kliennya untuk memperbesar bobot Indonesia dalam portofolio investasi mereka. Hal ini ikut membantuk IHSG menguat belakangan ini.

Morgan Stanley Asia juga memandang positif langkah-langkah kebijakan pemerintah, baik secara moneter maupun fiskal. Dalam risetnya, Kamis (1/11), analis Morgan Stanley Asia Sean Gardiner menyebut, pertumbuhan positif juga tampak pada barang konsumsi dan pinjaman di tengah dinamika ekonomi global sepanjang tahun ini.

Morgan Stanley juga melihat saham sektor perbankan dan telekomunikasi menjadi yang paling diminati. Sedangkan saham sektor material dan bahan baku tergolong underweight hingga tahun depan.

Saham perbankan dinilai bakal terdongkrak oleh pertumbuhan kredit yang positif. Sementara saham telekomunikasi bangkit seiring berakhirnya perang tarif dan penggunaan data mobile yang makin tinggi.

Adapun saham-saham large caps yang diprediksi mengalami rebound hingga periode 2019 antara lain, PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Untuk saham middle caps, analis Morgan Stanley merekomendasikan saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Adapun secara year to date (ytd) harga saham ASII sudah turun 1,51% dan pada akhir perdagangan Jumat (2/11) berada di level Rp 8.175 per saham.

Lalu saham BBCA secara ytd naik 10% dan pada akhir perdagangan Jumat (2/11) berada di level Rp 24.000 per saham.

Selanjutnya saham BMRI secara ytd turun 7,19% dan pada akhir perdagangan Jumat (2/11) berada di level Rp 7.425 per saham.

Sedangkan saham TLKM secara ytd turun 11,26% dan pada akhir perdagangan Jumat (2/11) berada di level Rp 3.940 per saham.

Selanjutnya saham EXCL secara ytd turun 29,39% dan pada akhir perdagangan Jumat (2/11) berada di level Rp 2.090 per saham.

Lalu saham MAPI secara ytd naik 29% dan pada akhir perdagangan Jumat (2/11) berada di level Rp 800 per saham.

Sementara saham PGAS secara ytd naik 15% dan pada akhir perdagangan Jumat (2/11) berada di level Rp 2.010 per saham.

Selanjutnya saham PWON secara ytd turun 21% dan pada akhir perdagangan Jumat (2/11) berada di level Rp 540 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama turut mengatakan hal yang senada. Nafan bilang, kebijakan pemerintah sangat akomodatif dalam mendukung perkembangan ekonomi di tanah air.

"Misalnya penerapan bea impor, lalu penerapan B20, kemudian pengembangan KEK secara berkesinambungan. Dan di tengah-tengah ketidakpastian global, stabilitas fundamental makroekonomi domestik dimaintain secara efektif oleh pemerintah," terangnya, Minggu (4/11).

Dari sisi saham, Nafan merekomendasikan sejumlah saham antara lain sebagai berikut.

1. Maintain Buy saham ASII dengan target harga hingga tahun 2019 di level Rp 8.500 per saham. Saham tersebut sebentar lagi akan over value karena PERnya saat ini sebesar 14,55 kali.

2. Akumulasi beli saham BBCA dengan target harga hingga tahun 2019 di level Rp 28.800 per saham. Saham tersebut sudah over value karena PERnya saat ini sebesar 23,98 kali.

3. Mantain Buy saham BMRI dengan target harga hingga tahun 2019 di level Rp 7.875 per saham. Saham tersebut sebentar lagi akan over value karena PERnya saat ini sebesar 14,36 kali.

4. Mantain Buy saham TLKM dengan target harga hingga tahun 2019 di level Rp 4.530 per saham. Saham tersebut sudah over value karena PERnya saat ini sebesar 20,52 kali.

5. Akumulasi beli saham MAPI dengan target harga hingga tahun 2019 di level Rp 900 per saham. Saham tersebut sudah fair value karena PERnya saat ini sebesar 13,56 kali.

6. Akumulasi beli saham PGAS dengan target harga hingga tahun 2019 di level Rp 2.680 per saham. Saham tersebut masih under value karena PERnya saat ini sebesar 11,62 kali.

7. Akumulasi beli saham PWON dengan target harga hingga tahun 2019 di level Rp 820 per saham. Saham tersebut masih under value karena PERnya saat ini sebesar 11,02 kali.

8. Wait and see saham EXCL, sebab pergerakan harga sebelumnya mengalami penurunan dan secara fundamental mengalami kerugian pada kuartal III 2018. Selain itu, PERnya sebesar -139,33 kali.

Setali tiga uang, analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga mengatakan sejumlah kebijakan pemerintah turut membantu kenaikan indeks dan sejumlah saham secara sektoral.

"Pekan kemarin APBN 2019 telah disetujui dan secara umum, asumsi makro relatif stabil di tahun 2019," terangnya.

Lebih lanjut, ia bilang salah satu pertimbangannya adalah laju pengetatan moneter The Fed yang diperkirakan tidak secepat untuk tahun ini akan membuat saham-saham sektor material dan bahan baku, serta perbankan maupun telekomunikasi berpotensi rebound di tahun depan.

Dari sisi saham, secara teknikal ia merekomendasikan untuk beli beberapa saham di antaranya :

1. PGAS, secara teknikal tengah membentuk bullish reversal. Perhatikan critical level Rp 2.000 per saham. Selama bertahan di kisaran level ini, PGAS berpeluang kembali ke kisaran Rp 2.300 hingga Rp 2.500 per saham.

2. PWON,secara teknikal three white candles yang terbentuk pekan baru, merupakan sinyal awal bullish reversal. Selanjutnya, PWON akan menguji pivot di level Rp 550 per saham, sebelum melanjutkan bullish reversal hingga kisaran Rp 580 hingga Rp 600 per saham.

3. MAPI, secara teknikal masih konsolidatif di support maupun resistance masing-masing di level Rp 750 hingga Rp 850 per saham. Trading buy dapat dilakukan di atas Rp 750 per saham.
Sebaliknya, break low support di level Rp 750 per saham menjadi sinyal bearish reversal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×