Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) sepanjang sembilan bulan pertama 2020 mengalami tekanan. Entitas usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini ini membukukan pendapatan bersih Rp 46,46 triliun, turun 29,17% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Meski begitu, analis meyakini tambang emas Martabe akan menjadi juru selamat UNTR di tahun depan.
Turunnya pendapatan bersih juga membuat laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk UNTR di kuartal III-2020 hanya Rp 5,33 triliun, turun 38% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8,64 triliun.
Dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya dan Emma Fauni menilai laba yang dibukukan UNTR pada kuartal III-2020 lebih rendah dari perkiraan, yakni sebesar Rp 1,2 triliun (-57,1% secara tahunan, - 42,9% secara kuartalan). Pendapatan UNTR pada sembilan bulan pertama 2020 mewakili masing-masing 65,7% dan 72,1% dari ekspektasi dan konsensus.
Hariyanto dan Emma meyakini, lemahnya pendapatan United Tractors terutama disebabkan oleh kombinasi dari harga batubara yang lemah dan pembatasan kapasitas produksi pertambangan di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Laba bersih United Tractors (UNTR) turun 38% di kuartal III
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis menyebut, turunnya kinerja UNTR pada sembilan bulan pertama 2020 disebabkan oleh penyebaran virus corona yang pada akhirnya melemahkan harga komoditas batubara. Bahkan, Sara menyebut, sebelum pandemi terjadi, harga emas hitam ini sudah kadung melemah.
“Jadi, keduanya memberi dampak negatif ke penjualan alat berat maupun kegiatan penambangan,” terang Sara saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Senin (26/10).
Namun, Mirae Asset meyakini tambang emas Martabe akan menjadi juru selamat UNTR di tahun depan. Sebab, saat ini UNTR dinilai belum menikmati untung dari kenaikan harga emas karena sekitar 70% dari volume penjualan emasnya telah dihedging hingga Januari 2021.
Hal ini mengakibatkan harga jual rata-rata emas hingga kuartal ketiga 2020 hanya berada di sekitar 85% terhadap harga emas rata-rata.
Adapun harga jual emas UNTR berada di level US$ 1.482 per ounce dibandingkan dengan rata-rata harga spot emas per September 2020 yakni mencapai US$ 1.736 per ounce dan harga spot emas US$ 1.904 per ounce.
“UNTR setidaknya mulai menikmati harga emas yang menguntungkan mulai Februari 2021 dan seterusnya,” tulis Hariyanto dan Emma dalam riset, Selasa (27/10).
Adapun fenomena pandemi corona saat ini dinilai telah mengekang produksi emas UNTR karena emiten penghuni Indeks Kompas100 ini menerapkan pembatasan kapasitas produksi emas selama pandemi.
Sampai September 2020, total penjualan dari tambang emas Martabe mencapai 256.000 ons emas atau turun sebesar 16% secara tahunan.
Sehingga, pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas turun sebesar 6% menjadi Rp 5,5 triliun. Bisnis emas menyumbang masing-masing sebesar 11,9% dan 34,2% pada pendapatan dan laba sebelum pajak.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi trading buy saham UNTR hanya saja dengan target harga yang lebih rendah yakni Rp 25.500 (dari sebelumnya Rp 26.000).
Baca Juga: Penjualan alat berat United Tractors naik di September, mayoritas ke sektor tambang
Adapun risiko dari rekomendasi ini adalah pandemi yang berpotensi menyebar lebih lama dari perkiraan yang bisa membatasi produksi emas dan batubara serta harga batubara yang berpotensi semakin melemah.
Selanjutnya: Penjualan alat berat mulai pulih, simak rekomendasi saham United Tractors (UNTR)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News