kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambah varian produk, Bumi Teknokultura bangun pabrik dengan investasi US$ 15 juta


Kamis, 28 Juni 2018 / 20:05 WIB
Tambah varian produk, Bumi Teknokultura bangun pabrik dengan investasi US$ 15 juta


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) melalui anak usaha Golden Harvest Cocoa Indonesia (GHCI) akan menambah lini produk baru berupa cocoa powder dan cocoa cake. Perusahaan menganggarkan belanja modal US$ 15 juta untuk membangun pabrik demi memenuhi kepentingan tersebut.

Direktur Utama PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk Anne Patricia Sutanto menjelaskan emitennya tengah fokus meningkatkan ekspor olahan kakao. "Kami akan fokus pada bentuk padatan dalam bentuk cake dan powder kita mau fokuskan di GHCI dan karena anak perusahaan itu seluruhnya milik BTEK jadi kami bisa lebih laju lagi," kata Anne kepada Kontan.co.id, Kamis (28/6).

Rencananya pabrik ini memiliki kapasitas produksi cocoa powder berkisar 20.000-30.000 ton per tahun. Anne mengatakan tahun ini BTEK berharap bisa mengelola biji kakao sekitar 50.000 ton-60.000 ton, naik dari tahun lalu yang sebanyak 40.000 ton.

Atas penambahan lini produksi tersebut, Anne yakin pendapatan BTEK bisa naik 15%-20% lebih tinggi dibanding capaian tahun 2017 yang sebesar Rp 887,14 miliar.

Agar fokus pada bisnis kakao, perusahaan juga berencana melepas dua anak perusahaan dalam bidang kayu, PT Mitra Pembangunan Global dan PT Bangun Kayu Irian pada akhir kuartal ini. Walau belum memaparkan nilai divestasinya, namun emiten menjelaskan tujuan divestasi agar fokus pada sektor manufaktur bahan pangan.

Anne Patricia Sutanto menjelaskan tujuan dari divestasi tersebut untuk mengarahkan usaha holding ke sektor bahan pangan, khususnya kakao. "Kami akan ada divestasi anak perusahaan yang memiliki izin hutan agar Golden Harvest menjadi tumpuan BTEK," jelas Anne kepada Kontan.co.id, Kamis (28/6).

Menurutnya, pelepasan sektor kayu ini lantaran pendapatan dari penjualan kayu bulat log diproyeksi tidak akan naik lagi karena sudah luas lahannya sudah terbatas. Adapun MPG dan BKI adalah pemegang izin hak pengelolaan hutan (HPH) dan izin hutan tanaman industri (HTI) di Sorong, Papua.

"Rencana di akhir kuartal ini, sudah masukkan ke board of director komisaris dan direktur, semua sudah setuju dan akan segera kami laporkan," kata Anne.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×