kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.485.000   78.000   3,24%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Tambah Kegiatan Usaha, TOTL Incar Penguatan Posisi di Sektor Konstruksi


Jumat, 17 Oktober 2025 / 17:02 WIB
Tambah Kegiatan Usaha, TOTL Incar Penguatan Posisi di Sektor Konstruksi
ILUSTRASI. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) tengah menyusun strategi untuk memperkuat posisinya di industri konstruksi Tanah Air.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) tengah menyusun strategi untuk memperkuat posisinya di industri konstruksi Tanah Air.

Emiten konstruksi swasta ini berencana menambah kegiatan usaha. Tak tanggung-tanggung, TOTL melakukan studi kelayakan untuk 10 kegiatan usaha berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).

Yaitu, Konstruksi Sentral Telekomunikasi (KBLI 42206), Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya Air (KBLI 42911), Konstruksi Bangunan Pelabuhan Bukan Perikanan (KBLI 42912), Konstruksi Bangunan Sipil Minyak dan Gas Bumi (KBLI 42915).

Lalu, konstruksi Bangunan Sipil Pertambangan (KBLI 42916), Konstruksi Bangunan Sipil Panas Bumi (KBLI 42917), Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Olahraga (KBLI 42918), Konstruksi Bangunan Sipil Lainnya Ytdl (KBLI 42919), Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Pengolahan Produk Kimia, Petrokimia, Farmasi, dan Industri Lainnya (KBLI 42923), dan Konstruksi Khusus Bangunan Sipil Lainnya Ytdl (KBLI 42929).

Penambahan KBLI baru itu diakui perseroan merupakan kebutuhan mendesak untuk menanggapi dinamika pasar dan teknologi konstruksi global. 

Apalagi, industri konstruksi merupakan sektor strategis dan vital bagi perekonomian Indonesia, sehingga perannya semakin kompleks seiring pesatnya modernisasi dan tuntutan pembangunan infrastruktur berskala besar, seperti IKN.

Baca Juga: Total Bangun (TOTL) Tambah Kegiatan Usaha, Sasar Konstruksi Telekomunikasi dan Migas

Perkembangan ini mendorong munculnya spesialisasi layanan konstruksi yang signifikan, termasuk pembangunan fasilitas teknologi tinggi seperti pusat data (data center), infrastruktur energi terbarukan, hingga layanan manajemen proyek yang sangat bergantung pada teknologi digital seperti BIM dan kecerdasan buatan (AI).

Corporate Secretary TOTL Anggie S Sidharta mengatakan, langkah ini pun bertujuan untuk memperjelas batasan kegiatan usaha, memungkinkan pengumpulan data statistik yang lebih akurat, dan memastikan bahwa kerangka perizinan dan regulasi (terutama terkait risiko) sejalan dengan praktik industri terbaik saat ini. 

“Strategi dan keberlanjutan perseroan menargetkan agar penambahan kegiatan usaha dapat terintegrasi dengan bisnis inti konstruksi dan jasa terkait,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (17/10/2025).

Strategi TOTL

Setidaknya ada empat strategi terkait keberlanjutan bisnis TOTL yang membuat perseroan menambah kegiatan usaha baru.

Pertama, melakukan diversifikasi usaha agar tidak bergantung hanya pada segmen konstruksi konvensional.

Kedua, memperkuat posisi Perseroan sejak tahap awal proyek terutama perencanaan dan desain, sehingga mampu memberikan solusi terintegrasi dari hulu ke hilir.

Ketiga, menjaga keberlanjutan usaha jangka panjang melalui inovasi, efisiensi, serta adaptasi terhadap tren industri dan kebutuhan pasar.

“Terakhir, pelaksanaan penambahan kegiatan usaha direncanakan dalam jangka menengah yaitu 1–3 tahun, yang akan disesuaikan dengan kesiapan SDM, pendanaan dan kebutuhan pasar,” katanya.

Baca Juga: Laba Bersih Total Bangun Persada (TOTL) Naik 54,88% di Semester I 2025

Anggie menegaskan, penambahan KBLI baru tersebut masih merupakan lini bisnis konstruksi yang merupakan kegiatan utama TOTL. 

Secara proyeksi keuangan, seperti proyeksi laba-rugi dan proyeksi posisi keuangan, serta proses bisnis pun tidak ada perbedaan jika ada penambahan KBLI baru. Sehingga, perseroan secara teknis mampu menjalankan penambahan KBLI baru. 

Proyeksi keuangan sebelum dan sesudah rencana penambahan KBLI selama 5 tahun, kata Anggie, juga disertai dasar pertimbangan manajemen dalam penyusunan proyeksi keuangan dan analisis singkat akun-akun yang terdampak atas rencana transaksi penambahan kegiatan usaha tersebut. 

TOTL pun juga menyiapkan sumber pendanaan untuk melakukan penambahan KBLI baru itu. Rencana sumber pendanaan atas penambahan kegiatan usaha akan menggunakan kombinasi dari dana internal perseroan alias kas dan setara kas hasil operasional yang sehat dan stabil, serta fasilitas perbankan/keuangan apabila diperlukan, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan menjaga struktur permodalan yang optimal.

Demi memperlancar aksi korporasi tersebut, TOTL pun berencana untuk menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 3 November 2025 untuk meminta restu terkait penambahan kegiatan usaha ini.

Kontrak Baru

Hingga September 2025, TOTL meraih kontrak baru sebesar Rp 2,59 triliun hingga akhir September 2025. Raihan ini setara 51,8% dari target kontrak baru yang dibidik sebesar Rp 5 triliun. 

Keseluruhan perolehan portfolio kontrak baru tahun ini berasal dari proyek swasta. Pencapaian tersebut didorong oleh peluang pelaksanaan proyek pada sektor Industri, hospitality dan utilitas.  

Meskipun raihan nilai kontrak masih separuh lebih dari target tahun 2025, tetapi Total Persada optimistis angka tersebut bisa tercapai di akhir Desember nanti.

Ini lantaran sampai dengan kuartal II tahun 2025, TOTL terlibat dalam proses tender dengan pipeline sekitar Rp 8,91 triliun. Yang mana, kisaran tersebut bersifat dinamis dan dapat berubah dari waktu ke waktu. 

“Harapannya sampai dengan akhir tahun nilai kontrak baru dapat inline dengan target yang dicanangkan perusahaan,” ungkapnya.

Baca Juga: Total Bangun Persada (TOTL) Kantongi Kontrak Baru Rp 2,55 Triliun per Juli 2025

TOTL juga tetap menargetkan raihan pendapatan di tahun 2025 sebesar Rp 3,5 triliun. Namun, target laba bersih tahun 2025 direvisi, dari semula Rp 265 miliar menjadi Rp 295 miliar.

Sebagai gambaran, TOTL mengantongi pendapatan usaha menjadi Rp 1,67 triliun per Juni 2025. Ini naik 16,58% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 1,43 triliun.

Sementara, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 174,48 miliar per semester I 2025. Laba ini naik 54,88% dari semester I 2024 yang sebesar Rp 112,70 miliar.

Anggi menuturkan, Total Bangun Persada menargetkan raihan nilai kontrak baru sebesar Rp 4,5 triliun di tahun 2026. Artinya, ada penurunan dari target nilai kontrak di tahun 2025.

Penetapan target tersebut masih dilatarbelakangi oleh kebutuhan pasar ke depannya, yang mana terdapat peluang-peluang dalam pelaksanaan proyek pada sektor industri, hospitality dan utilitas. 

“Secara historis sektor-sektor tersebut cukup banyak memberikan kontribusi dalam pencapaian kontrak baru perusahaan belakangan ini,” paparnya.

Melansir RTI, saham TOTL tercatat naik 7,5% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, sahamnya sudah terapresiasi 26,47% year to date (YTD). Jika ditarik lebih jauh, kinerja saham TOTL naik 184,77% dalam tiga tahun terakhir.

 

Selanjutnya: Pemerintah Resmikan Groundbreaking Kopdes Merah Putih di 800 Titik

Menarik Dibaca: 10 Makanan yang Bisa Memperburuk Flu, Sebaiknya Hindari Konsumsinya ya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×