kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Tak ada revisi, ini cara Bumi Serpong Damai (BSDE) kejar target marketing sales 2019


Jumat, 20 September 2019 / 16:38 WIB
Tak ada revisi, ini cara Bumi Serpong Damai (BSDE) kejar target marketing sales 2019
ILUSTRASI. RUPS PT BUMI SERPONG DAMAI TBK


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada kuartal IV-2019 beberapa emiten properti berencana meluncurkan produk baru. Tak terkecuali dengan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Merujuk pada data Juni 2019, BSDE baru mencapai Rp 2,73 triliun atau setara 44% dari target marketing sales tahun ini yang sebesar Rp 6,2 triliun. Dengan kondisi tersebut, manajemen menegaskan tidak akan merevisi targetnya. Pasalnya, pada akhir September 2019 BSDE akan meluncurkan proyek barunya yaitu Fleek Hauz. 

Fleek Hauz adalah kompleks perumahan yang mengusung konsep simple dan stylish sesuai dengan pasar yang dibidik yaitu milenial. 

"Tanggapan pasar sangat bagus, karena harga terjangkau dengan luas bangunan 45 meter persegi," jelas Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk Hermawan Wijaya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/9). 

Baca Juga: Meski ibu kota pindah, Bumi Serpong Damai (BSDE) tetap fokus di Jabodetabek

Iklan Fleek Hauz pun sudah banyak beredar di internet. Proyek baru milik BSDE tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 2 hektare di Tangerang dengan harga mulai Rp 860 juta. 

Sebelumnya, Hermawan juga menjelaskan produk residensial masih menjadi penyokong utama marketing sales pada paruh pertama tahun ini, yaitu senilai Rp 1,2 triliun atau berkontribusi 45% terhadap total marketing sales senilai Rp 2,7 triliun. Sementara itu, 44% disokong oleh segmen komersial.

Lebih lanjut, Hermawan juga mengakui saat ini pembeli masih cenderung wait and see. 

Dengan kondisi sejak awal tahun 2018, menurutnya pasar masih belum terlalu baik. Namun dengan adanya stimulus dari pemerintah melalui perpajakan dan penurunan suku bunga, prospek properti menjadi semakin bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×