kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak Hanya Imbal Hasil, Premi Produk Unitlink Juga Merosot


Selasa, 18 Oktober 2022 / 15:58 WIB
Tak Hanya Imbal Hasil, Premi Produk Unitlink Juga Merosot
ILUSTRASI. Premi unitlink turun


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kembali ke titahnya, kini bisnis asuransi tampaknya lebih banyak memasarkan produk-produk asuransi tradisional. Padahal, sebelumnya produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi atau unitlink sempat menjadi primadona yang dipasarkan industri asuransi jiwa.

Memang, produk unitlink sedang dalam tekanan dari banyak arah mulai dari citra negatif dari para korban miselling unitlink ditambah regulasi baru dari OJK yang baru terbit awal tahun ini.

Oleh karenanya, hal tersebut bisa dilihat juga dari data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) semester I yang juga sudah mulai menunjukkan penurunan pendapatan premi untuk unitlink hingga 11,7% secara tahunan dengan nilai menjadi Rp 56,7 triliun.

Setali tiga uang, kondisi ekonomi yang sangat fluktuatif seperti saat ini juga turut berdampak pada imbal hasil dari produk unitlink itu sendiri. Ramai-ramai, baik itu yang berbasis saham, pendapatan tetap, maupun campuran berada di posisi negatif.

Misalnya, unitlink saham per September yang tercatat rata-rata imbal hasilnya minus 3,48% sepanjang tahun, berdasarkan data Infovesta Utama. Selanjutnya, imbal hasil unitlink pendapatan tetap dan unitlink campuran yang masing-masing minus 2,26% dan minus 1,16%.

Baca Juga: Imbal Hasil Unitlink Saham Diprediksi Bakal Terpuruk Hingga Akhir Tahun 2022

Dengan beberapa kondisi tersebut, Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila menyebut bahwa saat ini pihaknya sudah tidak lagi seperti dulu yang menjual produk unitlink ke semua segmen nasabah. Kini, BRI Life hanya menjual produk unitlink untuk segmen nasabah prioritas.

“Kita sekarang melihat tidak semua segmen cocok dengan produk ini karena selain produknya berbeda, kebutuhan tiap segmen pun berbeda. Pemahaman juga berbeda yang mungkin tidak sampai hingga produk investasi” ujar Iwan.

Iwan juga menambahkan bahwa saat ini pihaknya juga masih menyesuaikan kembali produk-produk unitlink yang dimiliki oleh BRI Life sesuai dengan regulasi baru OJK. Terutama, terkait persentase-persentase alokasi premi yang diperbolehkan di tahun pertama.

Alhasil, hingga September 2022, pendapatan premi unitlink BRI Life mencapai sekitar Rp 1,7 triliun atau turun sekitar 20% dibandingkan periode sama tahun lalu. Untuk menopang itu, Iwan  mendorong penetrasi produk proteksi di semua lini terutama asuransi mikro yang akhirnya menghasilkan total pendapatan premi bruto sebesar Rp 6.88 triliun atau tumbuh 40%.

“Untuk perusahaan asuransi yang hanya fokus pada unitlink untuk saat ini biasanya cenderung turun dan itu terjadi di industri asuransi jiwa kita saat ini,” tambah Direktur Keuangan BRI Life Lim Chet Ming.

Baca Juga: Hasil Investasi Unitlink BRI Life Mencapai Rp 611 Miliar Per Agustus 2022

Tidak banyak berbeda, kondisi yang sama terjadi pada BNI Life yang mulai mengalami penurunan dua bulan terakhir ini. Di Agustus, pendapatan preminya turun 11% secara tahunan menjadi Rp 896 miliar dan per September juga turun 12% secara tahunan menjadi sekitar Rp 1 triliun.

Adapun, Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan bilang penurunan kinerja unit link BNI Life lebih berasal dari sisi pendapatan premi bisnis baru, namun ada kenaikan dari pendapatan premi lanjutan.

“Penyebab turunnya premi unitlink salah satunya karena adanya penyesuaian produk sesuai dengan peraturan SEOJK baru terkait PAYDI," ujar Eben.

Namun, Eben menegaskan bahwa hal itu bukan berarti BNI Life melakukan pengereman untuk memasarkan produk unitlink. Sebab, pihaknya masih tetap melakukan penjualan produk unitlink.

Sebaliknya, produk non untilink atau kerap dikenal produk tradisional yang dimiliki oleh BNI Life justru mengalami kenaikan hingga 60% secara tahunan. Alhasil, pendapatan premi produk tradisional mencapai Rp 2,8 triliun per September 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×