kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.435   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.141   34,56   0,49%
  • KOMPAS100 1.040   6,83   0,66%
  • LQ45 812   5,50   0,68%
  • ISSI 225   1,86   0,83%
  • IDX30 424   3,56   0,85%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 117   0,83   0,71%
  • IDXV30 122   2,00   1,67%
  • IDXQ30 139   1,66   1,21%

Tak cuma mengandalkan INA, begini strategi emiten BUMN Karya menjaga cash flow


Rabu, 19 Mei 2021 / 17:23 WIB
Tak cuma mengandalkan INA, begini strategi emiten BUMN Karya menjaga cash flow
ILUSTRASI. Pekerja berada di ketinggian proyek pembangunan properti di Jakarta, Jumat (02/06). KONTAN/Fransiskus Simbolon/02/06/2017


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

Dennies menjelaskan, apabila cashflow bagus setidaknya masih ada cadangan untuk mengerjakan proyek lain, selain adanya alternatif pendanaan dari pinjaman. 

"Tetapi kalau DER sudah tinggi, mau pakai pinjaman lagi juga sulit dan sangat berisiko. Jadi kalau mau melihat konstruksi yang bagus itu harus cashflow bagus dan DER tidak tinggi," jelas Dennies. 

 

Baca Juga: Insentif properti turut dongkrak kinerja Ciputra Development (CTRA) di kuartal I-2021

Apabila melihat laporan keuangan 2020, Dennies menilai DER paling bagus dipegang oleh PTPP yakni 3,7 kali dibandingkan WIKA yang sebesar 3,9 kali.  Namun diantara keduanya WIKA memiliki cashflow yang lebih unggul. Namun tetap saja, Dennies melihat dari segi cashflow yang paling unggul adalah ADHI. 

"Utamakan melihat cashflow karena apabila cash flow lancar emiten tidak perlu menggunakan pinjaman yang ujung-ujungnya membuat DER bisa naik," jelasnya. 

Dus Dennies merekomendasikan beli saham WIKA dengan target harga Rp 1.500, ADHI Rp 1.200 dan PTPP Rp 1.300. 

Selanjutnya: Pakuwon Jati (PWON) terbitkan obligasi tambahan US$ 100 juta untuk operasional umum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×