kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Tak Berdampak, Simak Rekomendasi Saham Emiten Minuman Berpemanis dalam Kemasan EBDK)


Rabu, 10 Juli 2024 / 21:09 WIB
Tak Berdampak, Simak Rekomendasi Saham Emiten Minuman Berpemanis dalam Kemasan EBDK)
ILUSTRASI. Konsumen mengamati produk minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di sebuah toko ritel modern di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (22/6). Hingga saat ini, pemerintah masih belum jelas kapan akan menerapkan kebijakan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Padahal penerimaan cukai minuman berpemanis sudah ditargetkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/06/2024


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana mengeluarkan peraturan terkait pemberian label menggunakan warna (color guide) terhadap minuman kemasan berpemanis.Sejumlah analis melihat kebijakan tersebut tidak akan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan minuman di Indonesia.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menyebut jika kebijakan itu diterapkan, tidak akan berdampak signifkan pada emiten produsen miniman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Menurutnya hal tersebut hanya sebagai upaya memberikan edukasi dan himbauan kepada masyarakat.

"Jadi tidak berdampak signifikan khususnya pada penjualan," jelas Azis pada Kontan, Rabu (10/7).

Di sisi lain Azis justru melihat kenaikan cukai pada MBDK yang akan berpotensi menigkatkan biaya bagi emiten produsen MBDK. Menurutnya hal itu akan berdampak pada bottom line.

"Justru kalau dilihat aturan mengenai cukai ini yang akan berdampak langsung pada emiten produsen MBDK," ujarnya.

Baca Juga: Penerapan Cukai MBDK Berdampak ke Pengusaha, SNI Jadi Solusi?

Senior Investment Information, Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta pun melihat hal yang sama. Menurutnya prospek emiten produsen MBDK hingga akhir tahun ini masih cukup cerah. Hal itu karena terjaganya kondisi daya beli masyarakat mengingat adanya faktor stabilitas perekonomian dalam negeri.

"Itu tergantung strategi atau mitigasi risiko dari masing-masing emiten ya, jadi belum akan berdampak langsung pada kinerja penjualan," ungkapnya.

Kata dia, sekarang yang harus dicermati adalah pendapatan perusahaan karena masih ada sentimen dari volatilitas harga komodias.

Nafan merekomendasikan untuk akumulasi pada PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan target Harga Rp 2.760, akumulasi pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target Harga Rp 6.500, akumulasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target Harga Rp 11.825 dan akumulasi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dengan target Harga Rp 2.120. Sementara Azis merekomendasikan untuk trading buy PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dengan target Harga Rp 1.980.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×