Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya ketidakpastian di pasar global dan pasar keuangan Indonesia, membuat banyak aset lindung nilai atau safe haven tak mampu lagi menyelamatkan nilai aset investor saat ini. Hal ini tercermin dari pergerakan harga emas yang mulai melorot, padahal instrumen ini kerap digadang-gadang sebagai safe haven paling menjanjikan di tengah ketidakpastian.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, pergerakan harga emas saat ini justru cenderung mengikuti pergerakan indeks saham. Sebagaimana diketahui, hampir di seluruh pasar dunia, indeks saham berada di zona merah, kondisi ini terjadi karena meningkatnya kekhawatiran pasar.
Baca Juga: IHSG ambrol di tengah ketidakpastian pasar, simak kunci menyusun portofolio saat ini
"Pilihan safe haven sepertinya cuma obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury saja saat ini," kata Ariston kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3).
Jika harus merunut satu persatu, Ariston mengatakan Surat Utang Negara (SUN) tidak bisa dijadikan safe haven karena Indonesia sendiri merupakan negara berkembang atau emerging market yang masih rawan terhadap guncangan.
Sementara itu, mata uang yen Jepang yang juga dianggap safe haven disebut Ariston hanya mata uang pinjaman yang digunakan untuk investasi, karena suku bunganya murah. Sehingga, jika minat terhadap risiko berkurang, pasar akan keluar dari aset berisiko dan kembali ke yen.
Untuk aset yang kerap digadang-gadang sebagai safe haven paling menarik seperti emas, pergerakannya saat ini justru mengikuti indeks saham yang jatuh. Alasan emas ikut turun menurutnya, karena pasar tengah melikuidasi aset emas mereka untuk menutupi kerugian di investasi saham.
Baca Juga: Ketidakpastian meningkat, investor perlu tambah porsi dana darurat
"Alhasil yang berhubungan dengan dollar AS (cukup aman), seperti obligasi AS," sarannya.
Adapun untuk komposisi portofolio, Ariston hanya menekankan agar pelaku pasar atau investor saat ini lebih banyak mengalokasikan porsi cash-nya. Sedangkan untuk aset safe haven tujuannya bukan untuk mencari yield tinggi, melainkan untuk mengamankan nilai aset agar tidak terlalu jatuh.
"Intinya sih pegang cash lebih banyak, sisanya mungkin masuk investasi pasar uang yang lebih stabil," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News