kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   5,02   0.56%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak Agresif, Pemerintah Hanya Menyerap Rp 17 triliun Pada Lelang SUN Selasa, (7/6)


Selasa, 07 Juni 2022 / 18:58 WIB
Tak Agresif, Pemerintah Hanya Menyerap Rp 17 triliun Pada Lelang SUN Selasa, (7/6)
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mencatat jumlah penawaran yang masuk pada lelang Selasa (7/6) sebesar Rp 43,54 triliun. Angka tersebut naik jika dibandingkan dengan lelang dua pekan sebelumnya yang hanya Rp 39,42 triliun. 

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia Fayadri mengungkapkan, kenaikan hasil lelang hari ini seiring dengan masih bagusnya likuiditas di pasar. Selain itu, kepercayaan investor asing juga mulai meningkat tercermin dari naiknya kepemilikan porsi kepemilikan investor asing di SBN dalam beberapa hari terakhir.

Tak hanya hasil lelang yang membaik, Fayadri juga menyebut saat ini tengah terjadi penurunan yield di SBN. Adapun, yield SBN acuan 10 tahun yang sempat berada di level 7,5%, kini sudah kembali ada di kisaran 7,0%. 

Selain itu, level yield rata-rata tertimbang untuk lelang SUN hari ini juga turun sebesar 3 s.d. 16 bps dibandingkan lelang sebelumnya. 

Baca Juga: Kembali Naik, Penawaran Masuk pada Lelang SUN Hari Ini Menyentuh Rp 43,54 Triliun

Menurutnya, penurunan yield yang terjadi ini sejalan dengan peningkatan appetite investor yang menilai level yield saat ini masih menarik untuk mereka koleksi.

“Level yield ini juga cukup mencerminkan kondisi pasar di mana pasca keluarnya pengumuman hasil lelang tidak terlihat adanya pergerakan harga yang signifikan di pasar,” ujar Fayadri kepada Kontan.co.id, Selasa (7/6).

Walaupun jumlah penawaran masuk naik, serta yield yang relatif turun, pemerintah justru menyerap di bawah target indikatif.

Dalam lelang kali ini, pemerintah hanya menyerap sebanyak Rp 17 triliun, lebih rendah dari target semula Rp 20 triliun.

Terkait serapan yang di bawah target indikatif, Fayadri melihat hal tersebut lebih dikarenakan faktor yield yang diminta oleh investor cenderung lebih tinggi. Selain itu, dalam kondisi saat ini di mana APBN mencatatkan surplus, sepertinya pemerintah ada dalam posisi untuk tidak akan agresif dalam menerbitkan obligasi.

Di satu sisi, pada lelang kali ini, partisipasi investor asing juga mengalami penurunan. Tercatat, partisipasi investor asing turun dari 14,15% pada dua pekan lalu menjadi 12,16%. 

Baca Juga: Simak Tujuh Seri SUN yang Ditawarkan pada Lelang Hari Ini (7/6)

Fayadri meyakini hal ini dikarenakan sikap hati-hati yang mereka ambil jelang rilis data inflasi AS pada hari Jumat ini serta FOMC meeting di minggu depan. Sikap hati-hati in nampaknya juga dipengaruhi pergerakan yield US Treasury yang kembali menembus level 3,00%. 

“Namun kalau kita perhatikan sejak tanggal 24 Mei sampai 06 Juni kemarin, investor asing sebenarnya sudah melakukan net buy di pasar sekunder,” imbuh Fayadri.

Sementara Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan, investor domestik jauh lebih mendominasi pada lelang karena seiring dengan neraca perdagangan yang surplus, membuat likuiditas di dalam negeri pun masih ada.

“Investor asing sepertinya baru akan masuk ke lelang primer jika Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan. Ini akan membuat mereka lebih tertarik untuk membeli SBN bertenor pendek,” tutup Ahmad. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×