Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak adanya ajang pertandingan sepak bola selama pandemi Covid-19 berdampak negatif terhadap kinerja PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA). Emiten yang lebih dikenal dengan nama Bali United ini memproyeksi, pendapatan sepanjang 2020 akan lebih rendah 60% dibanding tahun sebelumnya.
Sebagai gambaran, pada tahun 2019, Bali United membukukan pendapatan sebesar Rp 215,21 miliar. Jumlah ini melesat 86,81% dibandingkan pendapatan 2018 yang sebesar Rp 115,20 miliar.
Lini bisnis yang tumbuh paling tinggi sekaligus menjadi kontributor terbesar adalah live video streaming dan rekaman video. Pendapatan dari bisnis ini melonjak 827,03% year on year (yoy), dari Rp 9,52 miliar menjadi Rp 84,91 miliar dan menyumbang 39,46% terhadap total pendapatan Bali United.
Baca Juga: Ini jadwal pertandingan lanjutan Liga 1 2020, dimulai awal Oktober
Direktur Utama Bali Bintang Sejahtera Yabes Tanuri mengatakan, live streaming tumbuh paling tinggi karena adanya kontrak penayangan Liga 1 dan Liga 2 dengan PT Liga Indonesia Baru. "Untuk tahun 2020, penerimaan ini akan berkurang sehubungan dengan adanya penundaan Liga 1 dan Liga 2 tahun 2020," ungkap dia kepada Kontan.co.id, Jumat (4/9).
Untuk menjaga kinerja perusahaan, Yabes menuturkan bahwa manajemen Bali United tengah melakukan efisiensi di segala bidang. Di sisi lain, Bali United mengubah fokus bisnisnya dengan meningkatkan penjualan toko melalui beberapa marketplace dan online store.
Bali United juga masih mengandalkan pendapatan dari sponsor serta entitas anak PT Kreasi Karya Bangsa yang memberikan layanan produksi video, pemasaran digital, dan kegiatan virtual. "Untuk memberikan benefit tambahan kepada sponsor, Bali United menyelenggarakan kegiatan online yang diberitakan melalui media sosial dan website Bali United, seperti Liga PES online, Tiktok, dan live streaming dengan Zoom," tutur Yabes.
Baca Juga: Liga 1 Dilanjutkan September 2020, Pieter Tanuri Borong Saham Bali United
Berdasarkan laporan keuangan Bali United kuartal I-2020, pendapatan dari sponsor memang tercatat meningkat 64,75% yoy, dari Rp 20,5 miliar menjadi Rp 33,78 miliar. Jumlah ini berkontribusi sebanyak 80,63% terhadap total pendapatan Bali United yang sebesar Rp 41,89 miliar.
Di samping berdampak negatif ke kinerja, Yabes mengatakan bahwa pandemi Covid-19 juga membuat beberapa pembangunan dan kegiatan Bali United terhambat. Hal ini terlihat dari penyerapan dana hasil initial public offering (IPO) yang masih mini.
Per Juni 2020, Bali United baru menggunakan Rp 41,45 miliar atau 11% dari hasil bersih IPO yang mencapai Rp 377,77 miliar. Sebagai pengingat, Bali United resmi menjadi perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 17 Juni 2019.
Selanjutnya: Bali United sukses mengunci gelar juara Liga 1 2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News