Reporter: Dea Chadiza Syafina |
JAKARTA. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia sesi I pada Senin (18/3) ditutup melemah 0,08% ke level 4.815,30. Para analis memperkirakan pelemahan terus berlangsung pada perdagangan sesi II.
Dimas Adrianto, analis pasar modal dari PT Asjaya Indosurya Securities mengungkapkan, IHSG bersama bursa regional ikut terkena dampak rencana bailout Siprus. "Bursa-bursa Asia hingga penutupan sesi I terlihat melemah cukup dalam. Bila kita melihat DJIA futures pun melemah di atas -1%," tutur Dimas kepada KONTAN pada Senin (18/3).
Ia menambahkan, aksi beli asing nampak masih terlihat namun sangat kecil. Tercatat net buy sebesar Rp 27,44 miliar. Menjelang pembukaan bursa Eropa siang ini, Dimas memperkirakan saham-saham Eropa akan ikut melemah. Data-data ekonomi global yang akan dirilis hingga penutupan indeks sore nanti pun tidak akan berpengaruh besar.
Selain dampak sentimen global, menurut Dimas emiten-emiten berkapitalisasi besar di BEI memang sedang melemah karena sudah naik cukup tinggi. Dengan begitu, tak ada penopang IHSG.
"Sehingga, kami perkirakan hingga penutupan sesi 2, IHSG masih akan melemah. Untuk support di level 4.775 dan resistance di lvel 4.880. Dan untuk saham yang dapat diperhatikan adalah BBNI," tandas Dimas.
Tak berbeda dengan Dimas, analis pasar modal dari Henan Putihai Aset Manajemen Hendra Julius memperkirakan belum ada pergerakan berarti IHSG. Ia melihat pembeli maupun penjual masih ragu untuk menaikkan ataupun menurunkan. "Midtrack harga saham masih banyak. Antara net buy dan net sell masih seimbang" kata Hendra.
Ia menuturkan, jika nanti IHSG mencapai 4.842, ia menyarankan investor untuk wait and see, ketimbang gegabah. Baru apabula IHSG sudah menembus 4.854, pasar sudah mulai terkonfirmasi sehingga IHSG dapat membeli. "Untuk support mungkin akan berada pada posisi 4.753 dan resistance pada 4.843," imbuhnya.
Untuk sesi II, Hendra merekomendasikan ANTM, ASII, TLKM, VALE, TINS, dan KLBF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News